Dari pantauan terlihat saat banjir mulai surut, namun beberapa desa di dua kecamatan masih terendam banjir.
Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara menyatakan banjir yang merendam empat kecamatan dalam dua hari terakhir mulai surut.

"Dari pantauan terlihat saat banjir mulai surut, namun beberapa desa di dua kecamatan masih terendam banjir," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Aceh Utara Murzani di Aceh Utara, Jumat.

Murzani mengatakan banjir tersebut akibat tingginya intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir, sehingga menyebabkan meluapnya Krueng (Sungai) Peutoe, Krueng Keureuto dan Krueng Pirak dan merendam permukiman penduduk.

"Situasi terkini akses jalan antara desa sudah bisa dilewati. Namun, ada 11 desa masih terendam banjir dengan ketinggian mencapai 30 centimeter," kata Murzani.

Baca juga: BPBD Cilacap: Banjir di Majenang telah surut

Murzani mengatakan sebagian rumah warga yang masih tergenang air dikarenakan air tidak dapat mengalir karena lokasinya lebih rendah dari permukaan sungai

"Begitu juga dengan warga yang mengungsi, sudah kembali ke rumah masing-masing. Warga terdampak banjir sudah membersihkan rumah mereka dipenuhi lumpur," kata Murzani

Murzani meminta para muspika dan perangkat desa setempat melaporkan perkembangan dan meminta kepada tim BPBD yang bertugas terus memantau lokasi banjir.

"Meskipun banjir sudah surut, kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada akan potensi banjir susulan, mengingat cuaca masih dalam musim hujan," kata Murzani.

Baca juga: Bupati Jember tinjau ponpes yang dindingnya jebol diterjang banjir

Murzani mengatakan sebelumnya banjir susulan merendam empat kecamatan di daerah itu menyusul hujan lebat sejak beberapa hari terakhir. Empat kecamatan yang direndam banjir susulan tersebut yakni Matang Kuli, Paya Bakong, Pirak Timu, dan Tanah Luas.

"Data sementara, tercatat 30 gampong atau desa di empat kecamatan terendam banjir dengan ketinggian berkisar 30 centimeter hingga 1,5 meter," kata Murzani.

Murzani mengatakan banjir tersebut disebabkan meluapnya Krueng (sungai) Pirak dan Krueng Kereuto. Banjir tersebut menyebabkan 217 rumah terendam. Sedangkan warga terdampak mencapai 2.383 jiwa dari 768 keluarga.

"Belum ada warga yang mengungsi, namun jika hujan masih berlangsung dan debit air terus naik, maka kemungkinan warga terpaksa mengungsi di tenda-tenda darurat yang sudah disediakan," kata Murzani.

Menurut Murzani, data tersebut masih mungkin bertambah, mengingat intensitas hujan masih tinggi. Petugas terus berupaya melakukan penanganan dan bersiaga untuk melakukan evakuasi jika diperlukan.

"Kami minta masyarakat tetap waspada terhadap bencana banjir karena intensitas hujan masih tinggi. Kami juga mengimbau masyarakat segera melaporkan jika terjadi bencana," kata Murzani.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021