Jakarta (ANTARA) - Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI di Canberra Mukhamad Najib mempromosikan program Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) saat berkunjung ke Australian National University (ANU), Australia, Senin (22/11).

"ANU menjadi target universitas yang turut diundang untuk dapat berpartisipasi dalam program Indonesian International Student Mobility Award (IISMA). ANU adalah salah satu universitas terbaik di Australia dan masuk dalam daftar Top 100 universitas dunia berdasarkan QS Ranking 2021, " kata Najib dalam keterangan dari KBRI Canberra yang diterima di Jakarta, Senin.

Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan salah satu program unggulan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI dalam rangka pelaksanaan kebijakan "Kampus Merdeka-Merdeka Belajar", yaitu program IISMA.

Menurut Najib, IISMA merupakan program beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk membiayai mahasiswa untuk melakukan mobilitas internasional berupa studi satu semester di universitas terkemuka di dunia.

"Program ini dikhususkan bagi mahasiswa sarjana untuk bisa kuliah selama satu semester atau 4-6 bulan di universitas mitra di luar negeri dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, komunikasi antarbudaya, mengembangkan jaringan internasional, dan merasakan budaya negara lain," kata Najib.

Baca juga: KBRI Canberra bahas peningkatan kerja sama pendidikan dengan Australia

Dia menambahkan bahwa program beasiswa ini terdiri dari uang pendaftaran dan uang kuliah selama satu semester, biaya hidup dan akomodasi, tiket pesawat serta biaya tes PCR dan karantina, jika dibutuhkan.

Program ini bisa diikuti oleh mahasiswa yang duduk di semester 4 sampai 6, memiliki nilai IELTS 6.0 atau TOEFL iBT 78, dengan nilai IPK minimum 3.0.

Pada program IISMA 2022, tidak semua universitas luar negeri bisa berpartisipasi. Pemerintah Indonesia hanya mengundang 5 universitas terkemuka di masing-masing negara atau universitas yang masuk dalam daftar Top 100 QS 2022 Ranking.

Universitas yang boleh berpartisipasi juga harus sudah memiliki pengalaman menerima mahasiswa internasional, khususnya mahasiswa Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Direktur Future Student ANU Amanda Barry mengatakan dirinya sangat tertarik dengan program IISMA ini.

Selama ini ANU telah banyak menerima mahasiswa internasional, termasuk dari Indonesia. Namun yang berbeda dengan program IISMA ini, kata Amanda, adalah karena program ini dikhususkan bagi mahasiswa sarjana.

"Tentu akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa sarjana jika memiliki pengalaman internasional. Selama ini mahasiswa internasional yang datang ke ANU lebih banyak mahasiswa pascasarjana, baik master maupun doktoral. Dengan adanya program ini, tentu akan sangat menarik melihat mahasiswa sarjana dari Indonesia hadir dan belajar bersama mahasiswa internasional lainnya di ANU," kata Amanda.

Baca juga: Atdikbud KBRI: Ada kesenjangan penelitian dengan kebutuhan industri
Baca juga: Atdikbud KBRI Canberra tekankan pentingnya faktor kebaruan dalam riset

 

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021