Manokwari (ANTARA) - Bank Indonesia memastikan bahwa perekonomian Papua Barat sepanjang 2021 masih mengalami kontraksi pada triwulan II dan triwulan III berturut-turut meskipun secara keseluruhan menuju pemulihan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat, Rut W. Eka Trisilowati pada acara temu responden dan pertemuan tahunan BI di Manokwari, Rabu, mengatakan bahwa BI memprakirakan perekonomian Papua Barat sepanjang 2021 akan tumbuh dalam range -1,00 – 0,00 persen.

Diharapkan membaik dibandingkan 2020 yang mengalami kontraksi -0,77 persen (yoy). Adapun assesmen terkait prakiraan ini adalah pertama ekspor LNG di Triwulan IV 2021 yang diprediksi meningkat dikarenakan sejumlah negara di dunia memasuki musim dingin dan krisis energi yang menyebabkan harga minyak mentah naik sehingga mendorong harga LNG meningkat.

Namun demikian, potensi tidak maksimalnya produksi LNG mungkin saja dapat terjadi.

Faktor kedua adalah konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2021 diprakirakan meningkat seiring dengan hari besar keagamaan nasional Natal dan Tahun Baru.

Ketiga dari sisi pembiayaan, katanya, pertumbuhan kredit konsumsi pada Oktober 2021 tercatat 5,16 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan September 2021 yang tercatat 4,97 persen (yoy) yang menunjukkan daya beli masyarakat mulai meningkat.

Selain itu, Google Mobility Index per November 2021 menunjukkan nilai pergerakan secara rata-rata pada setiap tempat menjadi sebesar 7,34 persen, membaik dibanding Oktober 2021 yang tercatat hanya sebesar 4,86 persen.

"Menjadi kendala pertumbuhan ekonomi Papua Barat adalah pertumbuhan konsumsi pemerintah APBN dan APBD pada triwulan IV 2021 menjadi penghambat dikarenakan penyerapannya yg masih lebih rendah dibanding tahun 2020," ujarnya.
Baca juga: Pemprov Papua Barat gelar bimtek bagi UMKM Raja Ampat
Baca juga: Kemendes PDTT prioritaskan jalan antardesa di Indonesia Timur

 

Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021