Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Febrian Alphyanto Ruddyard mengungkapkan bahwa salah satu prioritas Indonesia adalah memajukan peran perempuan dalam pasukan penjaga perdamaian (peacekeeper) di kancah internasional.

“Kita patut bangga bahwa dalam lima tahun terakhir, jumlah persentase peacekeeper perempuan mengalami kenaikan yang signifikan,” kata Febrian ketika memberi sambutan pembuka dalam seminar bertajuk Desiminasi Hasil Penelitian Kajian Implementasi Nasional Action for Peacekeeping (A4P) yang disiarkan di kanal YouTube CSIS Indonesia, dipantau dari Jakarta, Jumat.

Ia memaparkan bahwa pada 2017, Indonesia hanya mengirim 64 orang personel perempuan atau sekitar 2,5 persen dari jumlah keseluruhan pasukan peacekeeper Indonesia.

Akan tetapi, jumlah tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Per September 2021, Indonesia mengirimkan 179 personel perempuan sebagai bagian peacekeeper atau sekitar 6,7 persen dari jumlah peacekeeper Indonesia.

Febrian menambahkan bahwa yang menjadi perhatian Indonesia tidak hanya pada peningkatan jumlah personel, tetapi juga terkait dengan penciptaan lingkungan yang kondusif bagi para personel perempuan yang menjadi penjaga perdamaian.

Baca juga: Satu anggota penjaga perdamaian PBB di Mali tewas, empat terluka
Baca juga: Misi penjaga perdamaian Uni Afrika di Darfur berakhir pada 31 Desember
Baca juga: PBB sahkan resolusi gagasan Indonesia soal misi perdamaian


“Yang tidak kalah penting, mendukung promosi karir peacekeeper perempuan ke jenjang kepemimpinan pada saat mereka kembali ke Tanah Air,” katanya.

Selain memajukan peran perempuan sebagai peacekeeper, Febrian mengungkapkan bahwa Indonesia juga memprioritaskan isu peningkatan kapasitas peacekeeper Indonesia agar dapat melaksanakan mandat sebagai peacekeeper dengan baik.

“Dia (peacekeeper) dibekali dengan kapasitas yang tepat, termasuk juga persiapan untuk melakukan perlindungan, pendukung keberhasilan proses politik, dan juga upaya bina damai,” ucapnya.

Guna membekali para peacekeeper dengan kapasitas yang tepat dan memastikan mereka memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai tantangan yang akan mereka hadapi saat menjalankan misi, Febrian mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan terus berinvestasi melalui pre-deployment training (PDT).

“Oleh karena itu, pemajuan kemitraan untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas peacekeeper ke depannya akan menjadi salah satu prioritas kita,” kata Febrian.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021