Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi merupakan keniscayaan yang tidak mungkin dihindari. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tumbuh seiring dengan kemajuan teknologi.
Makassar (ANTARA) -
Wakil Ketua MPR RI Dr Ahmad Basarah SH MH memberikan kuliah umum tentang upaya memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Selasa.

Dr Ahmad dalam kesempatan ini memaparkan tiga fokus utama "Memperkokoh NKRI" yaitu sejarah perjuangan para pahlawan dalam menghadirkan NKRI, tantangan memperkuat NKRI, dan peran para pemuda dalam memperjuangkan NKRI sesuai dengan ideologi bangsa.

Ia mengatakan sesudah perubahan UUD 1945, MPR memiliki wewenang mengubah dan menetapkan UUD 1945, melantik Presiden dan atau Wakil Presiden serta memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden sesuai Pasal 6 ayat (2) dan Pasal 1 ayat (2).

Dalam UU Nomor 17 Tahun 2014 sebagaimana diubah oleh UU Nomor 13 Tahun 2019 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD disebutkan MPR bertugas memasyarakatkan ketetapan MPR, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Baca juga: Mendagri sebut peran penting Pulau Sekatung bagi NKRI

MPR juga mengkaji sistem ketatanegaraan termasuk pelaksanaannya sekaligus menyerap aspirasi masyarakat terkait pelaksanaan UUD 1945.

"Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi merupakan keniscayaan yang tidak mungkin dihindari. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tumbuh seiring dengan kemajuan teknologi.

Namun, kita berharap visi peningkatan kualitas sumber daya diraih dengan tetap menyelaraskan visi kebangsaan, Dasar Negara Republik Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai konsensus bentuk kedaulatan negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu dalam kemajemukan bangsa," katanya

Dengan berbagai tugas dan tanggung jawab tersebut, arah kebijakan MPR RI harus menyesuaikan dengan empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 dan TAP MPR sebagai konstitusi negara, NKRI yang menjadi bentuk negara, serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Empat Pilar dari konsepsi kenegaraan tersebut merupakan prasyarat minimal bagi Bangsa Indonesia untuk bisa berdiri kokoh dan meraih kemajuan berlandaskan karakter kepribadian bangsa.

Ia menambahkan, ada perjuangan para pahlawan untuk meraih kemerdekaan dan menghadirkan NKRI sebagai bentuk negara. Oleh karena itu, perjuangan ini haruslah diteruskan dengan berbagai aksi nyata.

Baca juga: Gus Yahya ajak komponen bangsa bangkitkan rasa bangga lahirnya NKRI

Setiap penyelenggara negara dan segenap warga negara Indonesia harus memiliki keyakinan bahwa prinsip-prinsip moral ke-Indonesia-an akan memandu tercapainya perikehidupan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

"Kita tidak bisa bergerak secara terpisah. Harus ada rasa persatuan dan saling memiliki satu dengan lainnya. Ini penting agar Indonesia bisa semakin kuat di masa mendatang," jelas Dr Ahmad.

Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA mengatakan kegiatan ini sangat strategis sebagai upaya menjawab tantangan dan kembali memperbaharui informasi tentang NKRI.

Menurut dia, di era industri saat ini, banyak tantangan yang dirasakan dalam upaya memperkuat NKRI. Indonesia dihadapkan pada generasi milenial dengan karakter khas yang senang terhadap sesuatu yang instan melalui kehadiran teknologi industri 4.0.

"Mereka rentan untuk diubah pola pikirnya dengan hal-hal yang mungkin tidak sesuai dengan ideologi Pancasila dan UUD 1945, sehingga melalui kegiatan ini diharapkan dapat menambah dan semakin memperkuat peran dalam memperkokoh NKRI," katanya.

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021