Peningkatan produksi komoditas berorientasi ekspor jadi harga mati guna pemulihan ekonomi nasional selama pandemi (COVID-19) yang masih membayangi kita semua.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengimplementasikan dua program di awal 2022 untuk mendorong produktivitas sektor perikanan budidaya di Indonesia.

Dua program yang dimaksud yakni pengembangan perikanan budidaya berbasis pada ekspor dengan komoditas unggulan di pasar global serta pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

"Kami yang berada di DJPB (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya) baik pusat maupun di daerah melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) serta bersinergi dengan lintas sektoral akan berjuang sama-sama merealisasikan dan menjalankan dua program terobosan," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya T.B. Haeru Rahayu dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa.

Ia memastikan salah satu upaya peningkatan produksi ditujukan guna memenuhi target ekspor, terutama komoditas perikanan budidaya yang mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti udang, lobster, kepiting dan rumput laut.

Baca juga: KKP pastikan benih ikan yang terdistribusi ke pembudidaya berkuaitas

Terkait udang, lanjut dia, produksi dari komoditas ini sudah ditargetkan mencapai 2 juta ton pada tahun 2024. Untuk itu, KKP akan melakukan revitalisasi tambak udang tradisional menjadi tambak semi intensif melalui peranan teknologi dengan target seluas 45 ribu hektare. 

"Melalui strategi ini, produktivitas tambak dari 0,6 ton hektare per tahun diharapkan meningkat menjadi 30 ton hektare per tahun," kata Haeru.

Selain itu, juga digunakan strategi modelling tambak udang dengan luas 1.000 hektare yang merupakan percontohan kawasan tambak udang modern terintegrasi yang menerapkan praktik perikanan budi daya berkelanjutan (good aquaculture practices) dari hulu hingga hilir.

Melalui modelling tambak ini, diharapkan adanya peningkatan produktivitas dari 0,6 ton hektare per tahun menjadi 80 ton hektare per tahun.

"Peningkatan produksi komoditas berorientasi ekspor jadi harga mati guna pemulihan ekonomi nasional selama pandemi (COVID-19) yang masih membayangi kita semua. Salah satu komoditas yang akan kita kejar terus produksinya adalah udang karena memang udang masih jadi primadona ekspor," ungkap Haeru.

Program selanjutnya ialah pembangunan kampung perikanan budidaya tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal dengan tujuan pengentasan kemiskinan. Kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan dan menjaga komoditas yang bernilai ekonomis tinggi dari kepunahan.

Baca juga: KKP: Penangkapan terukur perlu untuk jaga stok ikan di laut

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 64 Tahun 2021 tentang Kampung Perikanan Budidaya, lokasi kampung perikanan budidaya antara lain berada di Kabupaten Pasaman Sumatera Barat untuk komoditas ikan mas, Kabupaten Oku Timur Sumatera Selatan untuk patin, lalu Kabupaten Pati Jawa Tengah untuk komoditas nila salin.

Selain itu, lokasi lainnya adalah Kabupaten Gresik Jawa Timur untuk ikan bandeng, Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat untuk lobster, dan Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur untuk kampung budidaya kerapu.

"Keenamnya sudah ditetapkan, dan akan ada 130 lokasi lainnya yang akan dibangun pada 2022," ujar Haeru.

Ia memastikan kehadiran kampung perikanan budidaya ini menjadi salah satu usaha untuk mengembangkan ketahanan pangan nasional.

"Harapannya program yang akan kita jalankan mampu memberikan manfaat yang besar baik untuk masyarakat khususnya pembudidaya," katanya.

Baca juga: KKP raih penghargaan atas pemberantasan pencurian ikan masa pandemi

Baca juga: KKP dorong optimalisasi keuntungan dari limbah ikan patin

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021