Sydney (ANTARA) - Saham Australia ditutup menguat pada Rabu, membukukan hari terbaik dalam lebih dari dua bulan karena melonjaknya harga-harga komoditas mendorong penambang lebih tinggi, sementara meredanya kekhawatiran seputar varian Virus Corona Omicron mengangkat bank dan membantu sentimen yang lebih luas.

Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia berakhir 1,25 persen atau 91,50 poin lebih tinggi menjadi 7.405,40 poin, mencatat sesi terbaiknya sejak 4 Oktober. Indeks acuan ditutup meningkat 1,0 persen pada Selasa (7/12/2021).

Sektor pertambangan terangkat 2,4 persen, merupakan penutupan tertinggi 12-minggu, diuntungkan dari lonjakan harga bijih besi karena pelonggaran kebijakan moneter di konsumen terkemuka China mendorong permintaan bahan besi.

Penambang global Rio Tinto bertambah 2,2 persen mencapai tertinggi sejak 21 Oktober, sementara saham Fortescue Metals Group melonjak 3,3 persen.

Sektor keuangan menguat 0,9 persen, dengan bank "Empat Besar" naik antara 0,3 persen dan 1,0 persen.

Saham-saham di Australia juga mengambil isyarat dari reli bantuan global dengan pandangan bahwa varian Omicron tidak akan menyebabkan kerusakan ekonomi yang besar.

Baca juga: Saham Australia dibuka menguat didukung sektor pertambangan dan energi

"Saya pikir kita melihat kombinasi dari beberapa short-covering dan 'membeli saat penurunan' di Australia", kata Brad Smoling, direktur pelaksana Smoling Stockbroking.

"Namun demikian, saya masih berpikir volatilitas akan sangat tinggi hingga akhir tahun," tambahnya.

Saham-saham teknologi domestik terdongkrak 2,2 persen, mengikuti sesi semalam yang kuat di Wall Street, sementara harga minyak yang lebih kuat membantu saham-saham energi ditutup pada level tertinggi dua minggu.

Zip Co Ltd mencapai level tertinggi dua minggu dan merupakan pencetak persentase kenaikan teratas di ASX 200, sehari setelah perusahaan beli-sekarang-bayar-nanti tersebut melaporkan volume transaksi yang kuat untuk November.

Bank sentral Australia (RBA) pada Selasa (7/12/2021) mempertahankan suku bunga pada rekor terendah, dan terjebak dengan rencana pembelian obligasi, tetapi menyesuaikan pernyataan kebijakannya untuk memungkinkan kemungkinan kenaikan suku bunga sebelum 2023.

Indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru ditutup 2,05 persen atau 258,44 poin lebih tinggi menjadi 12.868,32 poin, mencatat sesi terbaiknya sejak 5 Januari.

Saham consumer cyclicals (saham-saham volatil) dan perawatan kesehatan memimpin kenaikan di bursa, sementara saham SKY Network Television melonjak 14,6 persen menjadi top gainer dalam indeks.

Baca juga: Saham Australia berakhir lebih tinggi setelah RBA menahan suku bunga

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021