merupakan terobosan baru yang sangat bagus
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kota Malang menjadi percontohan pengembangan teknologi pengeringan lumpur limbah domestik, yang merupakan program dari United States Agency for International Development (USAID) melalui program Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH Plus).

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Malang Mulyono, dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Kota Malang, Kamis mengatakan, untuk mewujudkan sanitasi layak merupakan tantangan khususnya bagi wilayah perkampungan yang sulit diakses yang berada di pinggiran sungai.

"Opsi yang saat ini disampaikan merupakan terobosan baru yang sangat bagus. Terima kasih sudah diujicobakan di Kota Malang, sehingga bisa mendorong perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat," kata Mulyono.

Mulyono menjelaskan, peluncuran Opsi Teknologi Pengeringan Lumpur di Daerah Menantang Kota Malang tersebut, merupakan inisiatif dan kerja sama USAID IUWASH Plus dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kota Malang dan Gresik.

Baca juga: 900 perusahaan di Malang tak kelola limbah
Baca juga: Limbah Sampah di Kota Malang Diolah Menjadi Air Aki

Saat ini, lanjutnya, Kota Malang telah memiliki 88 unit sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat (SPALD-T) skala pemukiman yang masing-masing melayani 50 hingga 75 rumah tangga.

Unit SPALD-T ini rata-rata sudah dibangun di atas lima tahun yang tentunya memerlukan penyedotan. Namun, banyak SPALD-T yang ada di wilayah Kota Malang terutama di permukiman padat tidak memiliki akses jalan masuknya truk penyedot.

Tantangan tersebut, lanjut Mulyono, yang mendorong USAID IUWASH Plus bersama PT ITS Techno, Pemkot Malang, dan Pemkab Gresik untuk mengembangkan teknologi terapan dan uji coba dengan mengembangkan dua model, yaitu stasioner dan mobile.

"Kalau ini berhasil tentu manfaatnya besar sekali dan bisa diaplikasikan, direplikasi di daerah lain. Sosialisasi dikuatkan sehingga tidak muncul penolakan," ujarnya.

Baca juga: IUWASH Plus-YLHS bangun 120 sumur resapan di delapan kota/kabupaten
Baca juga: Dosen UNS ciptakan alat penghancur limbah domestik

Sementara itu Chief of Party USAID IUWASH Plus Bill Parente menyampaikan, penyediaan akses air minum dan sanitasi telah diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dengan target 100 persen akses air minum layak, termasuk 15 persen akses air minum aman.

"Rencana lima tahunan tersebut juga menargetkan 90 persen akses sanitasi layak, termasuk 15 persen akses sanitasi aman. Target ini sejalan sustainable development goal yaitu semua penduduk diharapkan sudah memiliki akses air minum dan sanitasi yang aman di tahun 2030," katanya.

USAID telah melakukan kegiatan bersama mitra di pusat dan daerah untuk mendukung percepatan peningkatan akses air minum dan sanitasi aman mulai dari pembuatan, kelembagaan, hingga pendampingan masyarakat untuk perubahan perilaku dan membangun kebutuhan akan akses air minum dan sanitasi aman.

Untuk wilayah Kota Malang saat ini dikembangkan, satu unit mobile dewatering, dua unit stasioner dewatering, dan satu unit revitalisasi dewatering existing. Kedua model telah dilakukan uji coba oleh UPTD Kota Malang pada daerah yang sulit dijangkau armada truk penyedot tinja, dan proses ini berjalan dengan baik.
 

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021