Banjarmasin (ANTARA) - Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Sutarto Hadi mengatakan kini kampus yang dipimpinnya mantap menuju target 100 guru besar dengan terus bertambahnya perbendaharaan profesor secara masif saat ini.

"Hari ini kita mendapat tambahan tiga lagi guru besar sehingga total sudah 66 profesor aktif di ULM yang semakin mendekatkan dari target 100 guru besar," terang dia di Banjarmasin, Rabu.

Menurut Sutarto, target 100 guru besar sangatlah realistis. Apalagi saat ini ada 25 orang lagi dosen sedang berproses pengusulan guru besarnya baik yang sudah di tingkat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi maupun tahap awal verifikasi di ULM.

Sedangkan dosen bergelar doktor (S3) di perguruan tinggi negeri terakreditasi A itu sebanyak 350 orang. Hal itu jadi potensi besar lantaran selangkah lagi bagi seorang dosen meraih guru besar.

Baca juga: Pendidikan dokter gigi di ULM adaptasi kurikulum di masa pandemi

Baca juga: ULM tampilkan Antasari Evo 1 di kontes mobil hemat energi 2021


"Jadi kalau 80 sampai 90 guru besar di tahun depan Insya Allah tercapai dan tahun berikutnya 100 guru besar pasti didapatkan," tegasnya dengan nada optimis.

Dijelaskan Sutarto, kehadiran seorang guru besar sangatlah berarti bagi kemajuan sebuah universitas. Bahkan membuka peluang dibukanya program studi baru terutama magister (S2) dan S3.

"Sekarang ULM sudah memiliki empat program S3, ke depan saya berharap lebih banyak lagi program S3 agar memberikan peluang putra daerah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang tertinggi dengan pilihan berbagai bidang ilmu tanpa harus ke pulau Jawa," timpalnya.
Rektor ULM Prof Sutarto Hadi dan Ketua Senat Prof Gusti Muhammad Hatta bersama tiga guru besar yang dikukuhkan. (ANTARA/Firman)


Adapun tiga guru besar baru yang dikukuhkan yaitu Prof Akhmad Rizalli Saidy dari Fakultas Pertanian dengan orasi ilmiah berjudul Stabilisasi bahan organik tanah: Peningkatan kesuburan tanah dan penurunan emisi gas rumah kaca.

Kemudian Prof Juhriyansyah Dalle dari Fakultas Teknik dengan orasi ilmiah Model konseptual sistem keamanan aktivitas gawai anak di tengah kepesatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Berikutnya Prof Hamsi Mansur dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan orasi ilmiah Evaluasi program pendidikan inklusif di Kalimantan Selatan.

Baca juga: ULM sudah wisuda 253 dokter gigi perkuat layanan kesehatan masyarakat

Baca juga: Pakar: Akselerasi vaksinasi percepat menuju endemi


 

Pewarta: Firman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021