Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Kepolisian Hermawan Sulistyo meluncurkan lima buku baru yakni Bom untuk Polisi; Darah, Nasi, dan Kursi; Negeri Serdadu dan Polisi Tidur; Siapa Makan Siapa; dan Biar Negeri Miskin Yang Penting Sombong.

Dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis, "Kikik" sapaan akrabnya itu menjelaskan kaum intelektual memiliki kesempatan untuk merenung, berkontemplasi, dan menghasilkan pemikiran-pemikiran ke masa depan, yang melintasi batas-batas ruang dan waktu, ujarnya.

"Suatu asumsi status dan peran `mission civilisatrice` yang seringkali menjadi `historicalbaggage` kaum intelektual, sepanjang masa," kata peneliti utama LIPI itu.

Dalam acara "Public Lecture and Book Launching : Intelektual dalam Masa Krisis" di Jakarta (25/5), Hermawan juga mengundang intelektual independen dari Prisma, Daniel Dhakidae.

"Buku yang diluncurkan berisi esai, saat ini juga saya sedang menyiapkan peluncuran 13 buku lainnya," kata Hermawan.

Hermawan Sulistyo adalah profesor riset di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan keahlian dalam bidang historiografi, penerbitan, dan investigasi.

Ia memiliki berbagai minat akademik, di antaranya revolusi, genocide, konflik, demonstrasi, program, kerusuhan, kekerasan massa, tawuran, pembunuhan politik (political killings), dan terorisme.

Penulis pernah kuliah pada Dept. of History, Arizona State University tahun 1997, Scholarly Publishing, Arizona State University.

Selain itu, Dept of History, Ohio University, SEASSI, Northern Illinois University, Southeast Asia Program, Ohio University, filsafat Politik, STF Driyakarya, Ilmu Politik FIIS-UI dan lain-lain.

Perjalanan intelektual antara lain ke Sespati, Sespim Polri, Suspasen Resere Polri, Secapa Polri, Selapa Polri,PTIK, Pascasarjana Unpad Bandung dan Unas Jakarta.(*)

(T.S035/E011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011