Jakarta (ANTARA) - Komisaris Independen Petrokimia Gresik Indira Chunda Thita Syahrul mengatakan lomba puisi yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN dapat menjadi wadah untuk menyalurkan bakat dan talenta para direksi hingga dewan pengawas.

“Semoga bisa jadi motivasi ke depan, sehingga acara serupa dapat digelar rutin tiap tahun, jadi ajang penyaluran bakat,” kata Indira dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Tita menuturkan lomba puisi yang telah diselenggarakan pada Jumat (24/12) tersebut, diikuti oleh 331 peserta yang berasal dari jajaran direksi dan dewan komisaris BUMN dan memiliki pesaing-pesaing yang kuat.

Baca juga: Kementerian BUMN apresiasi lomba baca puisi antar direksi-komisaris

Baca juga: Tim juri tetapkan belasan direksi-komisaris BUMN pemenang baca puisi


Menurutnya, persaingan itu dapat memotivasi para pekerja dalam memperebutkan piala dari Menteri BUMN melalui bakat yang mereka miliki di dalam lingkup kementerian itu.

Karena dapat memberikan pengaruh positif, perempuan yang juga meraih juara pertama melalui puisi berjudul “Jangan Menangis Indonesia” itu berharap, lomba puisi milik Kementerian BUMN dapat terus berlanjut.

“Alhamdulillah, saya tidak sangka bisa dapat juara,” ucap Tita.

Juri Utama Lomba Baca Puisi Kementerian BUMN Jose Rizal Manua mengatakan perlombaan membaca puisi ini merupakan hal yang positif karena sastra bisa menyejukkan para direksi dan komisaris dalam bekerja.

“Setiap hari manusia selalu berkutat dengan puisi. Mulai dari bangun tidur hingga mensyukuri kehidupan,” kata Jose.

Baca juga: Erick Thohir persembahkan puisi bagi pekerja migran Indonesia

Jose menjelaskan dalam menetapkan pemenang dalam lomba baca puisi Kementerian BUMN, dewan juri akan menilai berbagai aspek pada diri peserta, seperti pembawaan diri pada saat membaca puisi hingga unsur musik yang digunakan.

Bahkan, Jose mengaku juri juga memperhatikan visual dan pengemasan yang memperkuat puisi tersebut.

Jose, juri yang terlibat dalam lomba baca puisi itu adalah Taufiq Ismail, Fikar W. Eda, Rois Rinaldi, Clara Sinta, dan Helvy Tiana Rosa.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022