Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengangkat mantan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Mabes Polri, Komjen Pol Iman Haryatna, sebagai Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggantikan posisi mantan Kapolri, Jenderal Pol (Purn) Bambang Hendarso Danuri.

"Kementerian menerima pengunduran diri Bapak Hendarso Danuri, untuk selanjutnya dicarikan penggantinya yaitu Iman Haryatna," kata Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.

Pelantikan Iman Haryatna sebagai Komut KAI bersamaan dengan penggantian sejumlah komisaris pada PT Pindad, PT Dahana, dan PT Dirgantara Indonesia.

"Beliau mengatakan tidak bisa melaksanakan tugas. Beliau minta untuk mengundurkan diri dan kita menerima proses pengunduran dirinya dan wapres juga setuju," kata Mustafa.

Bambang Hendarso Danuri sendiri baru menjabat Komisaris Utama PT KAI pada 21 Januari 2011.

"Pengunduran diri itu alasan pribadi karena beliau ingin di masa pensiunnya dengan beristirahat tidak ada hubungannya dengan korporasi KAI," ujar Mustafa.

Terkait Iman Haryatna, Menteri menuturkan Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang KAI akan terus berharap kepada Komisaris Utama sebagai wakil pemerintah mengawasi perusahaan.

"Selain fungsi pengawasan, tentu kita juga menginginkan ada figur yang mampu memberikan pengawasan termasuk meningkatkan faktor keamanan dan kenyamanan penumpang kereta api. Sehingga menjadi moda transportasi yang massal masyarakat dan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas," tegas Mustafa.

Menurut dia, pekerjaan yang diemban Komisaris Utama maupun direksi KAI tidaklah ringan, karena harus mampu menekan berbagai masalah yang dihadapi seperti penumpang di atas kerea api, pelemparan batu saat dalam perjalanan, belum lagi ulah para bonek yang seringkali menjadikan KA sebagai sasaran amuk.

"Iman sangat tepat karena beliau pernah menjabat Kabaharkam. Waktu saya di Bulog (Dirut, red), tugas pengamanan beras juga dilakukan olehnya (Iman Haryatna) dan bagus sekali. kita merasa tepat oleh beliau," demikian Mustafa.
(Uu.R017/M012)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011