Palu (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Tengah mengoptimalkan program pembelajaran keluarga bertajuk pusat pembelajaran keluarga (Puspaga), yang salah satu tujuannya untuk mencegah dan menurunkan angka kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

"Puspaga jadi salah satu pendekatan yang dilakukan DP3A Provinsi Sulteng dalam mencegah serta mengurangi KDRT," ucap Kepala Bidang Kualitas Hidup Keluarga dan Perempuan DP3A Sulteng Irmawati Sahi, di Palu, Sabtu.

Berdasarkan data DP3A Provinsi Sulteng melalui sistem informasi daring perlindungan perempuan dan anak (Simfoni-PPA) disebutkan pada Januari sampai November 2021 telah terjadi 301 KDRT.

Baca juga: DP3A Sulteng: Kekerasan terhadap perempuan-anak masih sering terjadi

Baca juga: DP3A Sulteng gencar sosialisasikan pendidikan parenting bagi orang tua


Melalui Simfoni-PPA, DP3A Provinsi Sulteng juga menyebut pada periode Januari - November 2021 telah terjadi 477 kasus kekerasan, terdiri atas 105 kasus laki-laki sebagai korban, dan 437 kasus perempuan sebagai korban.

DP3A Provinsi Sulteng menyebut bahwa kasus kekerasan banyak terjadi di Kota Palu dengan jumlah 139 kasus.

Berdasarkan data tersebut, DP3A Provinsi Sulteng menyatakan bahwa perempuan di wilayah itu masih sering mengalami kekerasan fisik, psikis, bahkan kekerasan seksual.

Dalam konteks itu, DP3A Provinsi Sulteng menggencarkan pembelajaran keluarga untuk meningkatkan kapasitas rumah tangga, sehingga berdampak pada penurunan KDRT.

Baca juga: DP3A Sulteng: Laki-laki harus terlibat dalam pemberdayaan perempuan

"Puspaga berfungsi sebagai layanan holistik integratif serta berbasis hak anak, yaitu meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengasuh dan melindungi anak," ujarnya.

Dengan Puspaga, kata dia, diharapkan dapat tercipta rujukan pengasuhan, pendidikan, kesehatan, perlindungan bagi anak dan orang tua/keluarga guna menunjang tumbuh kembang anak.

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022