Paris (ANTARA) - Akademisi Prancis-Iran Fariba Adelkhah, yang telah dijatuhi hukuman lima tahun penjara oleh Teheran tetapi baru-baru ini hidup di bawah tahanan rumah, sekali lagi dipenjara, kata kementerian luar negeri Prancis pada Rabu.

Prancis menuntut pembebasannya segera.

Langkah baru yang dilakukan terhadap Adelkhah itu terjadi ketika Prancis dan kekuatan barat lainnya sedang bernegosiasi dengan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir.

Adelkhah adalah seorang peneliti yang berafiliasi dengan universitas Sciences Po yang bergengsi di Paris yang penahanannya telah memicu keretakan antara kedua negara di masa lalu.

"Keputusan untuk memenjarakannya kembali, yang kami kutuk, hanya dapat memiliki konsekuensi negatif pada hubungan antara Prancis dan Iran dan mengurangi kepercayaan antara kedua negara kami", kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

"Prancis menuntut pembebasan segera Nona Adelkhah", tambahnya.

Adelkhah ditangkap pada 2019 dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara pada 2020 sebelum menjadi tahanan rumah.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengkritik Teheran pada saat penahanan pertama Adelkhah, seraya mengatakan bahwa dia telah ditangkap secara sewenang-wenang. Klaim Macron itu ditolak dan dinilai sebagai " propaganda" oleh pejabat Iran.

Kementerian luar negeri pada Rabu menegaskan kembali posisi Prancis bahwa perlakuan Iran terhadap akademisi bermotif politik.

Sekelompok pendukungnya mengatakan pada Rabu dalam sebuah cuitan bahwa Adelkhah ditahan di penjara Evin Teheran.

Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022