Perlu dipertimbangkan apakah sebaiknya dihentikan sementara PTM 100 persen diganti dengan 'blended learning' atau kembali ke pembelajaran jarak jauh, sampai betul-betul kondisinya kondusif
Jakarta (ANTARA) - Anggota DPRD DKI Jakarta Israyani meminta pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen dihentikan sementara dengan mencermati kasus positif COVID-19 termasuk varian Omicron yang meningkat di Jakarta.

"Perlu dipertimbangkan apakah sebaiknya dihentikan sementara PTM 100 persen diganti dengan 'blended learning' atau kembali ke pembelajaran jarak jauh, sampai betul-betul kondisinya kondusif," kata Israyani melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Politikus PKS itu mengingatkan kepada Pemprov DKI, khususnya Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, tentang PTM harus terus dipantau dan diawasi secara serius, karena sudah mulai ada siswa yang terpapar COVID-19 saat PTM.

"Untuk PTM harus ada kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua juga Pemprov DKI dalam pengawasannya. Hal ini untuk menghindari penularan yang saat ini sudah ada dan agar kasus aktif tidak semakin bertambah banyak," ucapnya.

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta ini mengajak warga untuk terus waspada, mencermati kenaikan drastis yang sudah harus menjadi peringatan kepada seluruh warga ibu kota.

"Harus waspada, mohon semua masyarakat untuk tetap ketat dengan protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, jauhi kerumunan dan tidak keluar rumah jika tidak mendesak serta tuntaskan vaksinasi sebagai ikhtiar sehat kita bersama," ucapnya.

Baca juga: Anggota DPRD DKI khawatirkan Omicron mewabah di sekolah

Sebelumnya, dalam kesempat terpisah Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, pihaknya saat ini memilih masih melakukan pemantauan atas pelaksanaan PTM kapasitas 100 persen meski ditemukan kasus COVID-19 di 10 sekolah.

Sedangkan sekolah yang ada peserta didik atau pendidik yang terpapar COVID-19, maka sekolah tersebut ditutup sementara.

"Jadi sampai hari ini belum ada urgensi menutup sekolah PTM. Kami masih terus memantau memastikan semua berjalan lebih baik lagi," imbuhnya di Balai Kota Jakarta, Kamis (13/1).

Riza mengungkapkan 10 sekolah tersebut yakni
1. SDN Ceger 02 Pagi (tiga peserta didik)
2. SDN Susukan 08 Pagi (satu peserta didik)
3. SDN Jati 01 Pagi (satu peserta didik)
4. SMP Islam Andalus (satu peserta didik)
5. SMP Labschool Jakarta (satu pendidik)
6. SMPN 252 Jakarta (satu peserta didik)
7. SMAN 71 Jakarta (satu peserta didik)
8. SMA Labschool Jakarta (dua peserta didik, satu pendidik)
9. SMAN 20 Jakarta (satu peserta didik)
10. SMKS Malaka Jakarta (satu peserta)

Sebanyak 10 sekolah tersebut dilakukan penghentian sementara PTM selama lima hari karena temuan kasusnya di bawah lima persen.

Baca juga: DKI pantau PTM 100 persen usai temuan COVID-19 pada 10 sekolah
Baca juga: Tujuh sekolah di Jakarta Timur hentikan PTM akibat COVID-19

 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Riza Harahap
Copyright © ANTARA 2022