Metode ERACS lebih unggul karena proses 'recovery' yang lebih cepat
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anastesi Siloam Hospitals Ambon dr Ida Bagus Gita Dharwa Wibawa SpAn mengatakan metode Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS) dapat mempercepat pemulihan setelah persalinan dan mengurangi rasa nyeri.

“Metode ERACS lebih unggul karena proses recovery yang lebih cepat, painless atau rasa nyeri yang sangat sedikit, mobilisasi pasien lebih cepat dan lebih baik, pasien dapat lebih cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga,” ujar Gita dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.

Prosedur ERACS merupakan pengembangan dari konsep Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) yang awalnya digunakan pada operasi bedah digestif atau operasi bedah umum.

Baca juga: Satgas TNI bantu persalinan warga perbatasan di hutan Papua

Metode ERACS baru tren pada masa pandemi yang mana pasien mengharapkan dapat lebih cepat pulang ke rumah dibandingkan menghabiskan waktu yang lebih lama di rumah sakit karena khawatir dapat terpapar atau terinfeksi virus.

Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Cabang Maluku, dr Markus Daniel Taliak SpOG mengatakan terdapat beberapa perbedaan metode ERACS dengan konvensional.

Perbedaan itu bisa ditemukan sejak proses persiapan operasi, yang mana pada metode persalinan caesar konvensional pasien diharuskan untuk puasa makan delapan jam sebelum operasi.

Baca juga: BKKBN: Pemakaian alat kontrasepsi pasca persalinan harus digencarkan

Sedangkan pada metode ERACS delapan jam sebelum operasi pasien masih dapat makan dengan bebas, enam jam sebelum operasi masih dapat mengonsumsi makanan yang ringan, bahkan dua jam sebelum operasi pasien diarahkan untuk mengonsumsi cairan berkalori, seperti air gula dengan harapan sang pasien memiliki energi optimal dan mengurangi rasa stres pada pasien.

“Hal ini bertujuan untuk membantu proses pemulihan pasien pascaoperasi nanti," kata Markus.

Metode ERACS juga tidak mengeluarkan rahim dari rongga perut dalam proses operasinya sehingga tidak mengakibatkan penarikan pada saraf-saraf yang dapat menyebabkan rasa mual setelah operasi.

Baca juga: MPR apresiasi program tabungan persalinan warga miskin RSIA Malang

Pada teknik ERACS juga dokter menghindari proses pencucian rahim. Sedangkan dari teknik pembiusan sendiri dengan memberikan pembiusan seminimal mungkin untuk memberikan rasa nyaman pada pasien.

Tujuan akhir dari proses penyembuhan ERACS itu adalah delapan jam setelah operasi pasien sudah dapat bergerak dan kurang dari 24 jam pasien sudah dapat berjalan dan keesokan harinya sudah dapat segera kembali ke rumah. 

Baca juga: Satgas TNI bantu proses persalinan warga di perbatasan RI-PNG

Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022