Australia berkomitmen untuk bekerja dengan para mitra seperti Inggris untuk menghadapi aktor-aktor pemfitnah yang menggunakan teknologi untuk merusak kebebasan dan demokrasi
Sydney (ANTARA) - Australia dan Inggris akan "membalas" serangan siber dari China, Rusia, dan Iran, kata menteri pertahanan Australia Peter Dutton.

Hal itu disampaikan Dutton menjelang pertemuan konsultasi dengan Inggris di Sydney.

Menteri pertahanan dan menteri luar negeri Australia akan bertemu dengan menteri pertahanan Inggris Ben Wallace dan menteri luar negeri Liz Truss pada Jumat dalam pertemuan tahunan Konsultasi Menteri Australia-Inggris (AUKMIN).

Kedua negara akan bekerja sama dalam mencegah serangan siber dan menambah sanksi terhadap aktivitas negara musuh di dunia maya, kata menlu Australia Marise Payne, setelah menandatangani perjanjian dengan Truss pada Kamis.

Baca juga: Microsoft peringatkan peretas Rusia dan China targetkan pemilu AS

"Australia berkomitmen untuk bekerja dengan para mitra seperti Inggris untuk menghadapi aktor-aktor pemfitnah yang menggunakan teknologi untuk merusak kebebasan dan demokrasi," kata Payne dalam pernyataan.

Dutton mengatakan pertemuan pada Jumat akan difokuskan pada dunia maya.

"Inggris dan Australia mendapat serangan terus-menerus dari Rusia dan dari China, Iran dan negara lain," kata dia dalam siaran radio, seraya menambahkan bahwa kedua negara akan "menyerang balik".

Baca juga: Penasihat keamanan Trump: China punya program khusus pemilu AS

Pembahasan juga akan mengidentifikasi area-area di mana kedua negara bisa bekerja sama di wilayah Indo-Pasifik, dan program kapal selam bertenaga nuklir Australia.

Aliansi pertahanan Aukus yang baru dibentuk bersama Inggris dan AS merupakan hal yang penting bagi Australia, kata Dutton.
Aliansi itu tahun lalu mendorong Australia untuk membatalkan kontrak pembuatan kapal selam konvensional dengan Prancis.

"Mereka adalah negara-negara besar, memiliki persenjataan besar, serta sekutu dan sahabat penting bagi kami –sebagai negara lebih kecil dengan hanya 25 juta penduduk– jika kami ingin mencegah negara-negara lain bertindak agresif," kata dia.

Sumber: Reuters

Baca juga: Norwegia sebut serangan siber ke parlemennya berasal dari China

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022