Tanggul sungai yang jebol mengakibatkan air sungai masuk ke pemukiman
Kudus (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencatat bencana tanah longsor terjadi di empat desa sejak dua hari terakhir, menyusul intensitas hujan yang cukup tinggi selama beberapa hari terakhir.

"Sebelumnya kami melaporkan ada dua desa, sedangkan data terbaru bertambah menjadi empat desa. Bencana tanah longsor pada Rabu (19/1) malam terjadi di Desa Colo, Kecamatan Dawe terjadi di dua titik. Di antaranya di Dukuh Pandak dan Dukuh Kombang," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Budi Waluyo di Kudus, Kamis.

Akibat peristiwa tersebut, kata dia, terdapat dua rumah warga yang terdampak, yakni rumah milik Harto di Dukuh Pandak dan rumah milik Sugeng di Dukuh Kombang. Sedangkan korban jiwa nihil.

Sementara bencana tanah longsor yang terjadi hari ini (20/1), kata dia, ternyata tidak hanya satu lokasi, melainkan ada tiga desa yang terjadi peristiwa bencana tanah longsor.

Baca juga: Bencana tanah longsor di Kudus terjadi di dua desa

Baca juga: Tanah longsor juga terjadi di Kudus, 15 keluarga mengungsi


Di antaranya Desa Menawan, Kecamatan Gebog yang terjadi pada pukul 00.00 WIB yang mengakibatkan rumah warga desa setempat mengalami kerusakan bagian atapnya karena tertimpa material longsoran.

Kemudian pada hari yang sama sekitar pukul 01.00 WIB terjadi kasus serupa di Desa Japan, Kecamatan Dawe. Tebing setinggi 3 meter dengan lebar 7 meter mengalami longsor, beruntung tidak menimpa rumah warga yang berada di dekat lokasi kejadian.

Sementara bencana tanah longsor di Desa Kajar, Kecamatan Dawe terjadi pada pukul 08.00 WIB. Tebing setinggi 8 meter dan panjang 15 meteran menimpa bangunan rumah milik Solikin yang mengakibatkan kamar mandi mengalami kerusakan parah.

BPBD Kudus juga mendapatkan laporan adanya tanggul sungai yang jebol, yakni tanggul Sungai Jawek di Desa Pladen, Kecamatan Jekulo pada Rabu (19/1) pukul 22.15 WIB yang diduga karena tidak mampu menahan tekanan debit air yang melonjak.

"Tanggul sungai yang jebol sepanjang 8 meter dengan ketinggian sekitar 1,5 meter itu, mengakibatkan air sungai masuk ke pemukiman warga serta menutup akses jalan desa. Ketinggian air bercampur lumpur yang masuk ke rumah warga berkisar 10-20 cm, sedangkan ketinggian lumpur yang menutup jalan desa mencapai 20-an centimeter," katanya.

Rumah warga yang terdampak banjir tersebut, sebanyak 70-an rumah dengan jumlah keluarga sebanyak 80 keluarga. Sedangkan banjir yang terjadi di Desa Golantepus, Kecamatan Mejobo pada Kamis mengakibatkan 200-an rumah terdampak. 

Baca juga: Rp500 miliar kerugian akibat banjir di Kudus

Baca juga: Tujuh rumah di Kudus hanyut dibawa banjir

 

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022