Surabaya (ANTARA News) - Jenazah mantan Presiden Komisaris PT HM Sampoerna, Boedi Sampoerna, disemayamkan selama 10 hari di rumah duka di Jalan Untung Suropati 58, Surabaya, Jawa Timur.

Boedi Sampoerna meninggal di Rumah Sakit Premier Surabaya Senin (8/8) malam sekitar pukul 19.25 WIB karena penyakit kanker mulut kronis yang dideritanya. Ia meninggal dalam usia 78 tahun.

Menurut Kepala Keamanan kediaman Boedi Sampurna, Sugiarto Tanjung, selama 10 hari itu keluarga besar almarhum yang berada di beberapa wilayah di Indonesia menggelar ritual misa atau penghormatan terakhir kepada jenazah.

"Direncanakan jenazah akan dimakamkan pada 18 Agustus 2011 di Pemakaman Pondok Nirwana, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur," katanya.

Sebelum meninggal, Boedi sempat menjalani operasi pengangkatan lidah di rumah sakit Elisabeth Singapura. Sejak saat itu, Boedi tidak mampu lagi berkomunikasi secara verbal.

Boedi Sampoerna meninggalkan seorang isteri bernama Ny. Sumiarsih, tiga orang anak, masing-masing dua perempuan dan satu laki-laki, serta tujuh cucu.

Boedi Sampoerna merupakan cucu laki-laki tertua pendiri perusahaan rokok terbesar PT HM Sampoerna, Liem Seeng Tee, yang pernah menjabat sebagai komisaris utama PT HM Sampoerna selama beberapa tahun sebelum sebagian besar sahamnya dijual ke Philip Morris.

Sementara itu, nama Boedi Sampoerna pernah mencuat saat merebaknya kasus Bank Century pada awal tahun 2010. Ia bahkan pernah menyerahkan setumpuk salinan dokumen kepada tim panitia khusus angket Bank Century, yang memposisikan dirinya korban penipuan dalam skandal bank tersebut.

Menurut Kuasa Hukum Boedi Sampoerna, Eman Achmad, kliennya hanyalah nasabah yang menginginkan haknya dikembalikan. Bahkan ia mengaku sampai saat ini masih ada uang milik Boedi Sampoerna yang belum dicairkan.

"Pak Boedi hanyalah nasabah Bank Century yang menginginkan hak-haknya sebagai nasabah dipenuhi," kata Eman yang ditemui disela kedatangannya di rumah duka.

(ANT-165/F002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011