Dadaab, Kenya (ANTARA News) - Gerilyawan Al-Shabaab Somalia hari Kamis menculik dua wanita pekerja bantuan Spanyol dari kamp pengungsi Dadaab, Kenya, penculikan ketiga terhadap warga asing dalam waktu sebulan, kata polisi.

"Dua pekerja bantuan berkewarganegaraan Spanyol diculik oleh Al-Shabaab, mereka bekerja untuk MSF (Medecins Sans Frontieres)," kata kepala kepolisian daerah Leo Nyongesa kepada AFP.

Kenya melakukan operasi pencarian namun wanita-wanita itu dikabarkan dibawa ke arah perbatasan dengan Somalia yang dilanda perang.

"Dua wanita diculik dari kamp Ifo, dan dibawa oleh orang-orang yang kami yakini datang dari Somalia," kata juru bicara kepolisian Erick Kiraithe, dengan menambahkan bahwa supir Kenya yang membawa wanita-wanita itu cedera.

"Seorang supir yang membawa mereka berkeliling ditembak dan terluka parah sebelum dikeluarkan dari kendaraan itu," katanya.

"Kami mengirim sebuah helikopter dan operasi pencarian saat ini dilakukan, namun operasi itu terganggu oleh hujan lebat di daerah tersebut," tambahnya.

Di Madrid, Kementerian Luar Negeri Spanyol mengatakan, dua pekerja logistik Spanyol "diculik di Kenya di perbatasan Somalia. Kedutaan Besar Spanyol di Kenya kini menangani kasus itu." Mereka menolak menyebutkan nama kedua wanita itu.

Sebelumnya bulan ini, seorang wanita Prancis bernama Marie Dedieu diculik di kawasan wisata Lamu, Kenya, dan dibawa ke Somalia.

Orang-orang bersenjata juga menculik pelancong Inggris Judith Tebbutt dari distrik Lamu dan membunuh suaminya sebelum membawa wanita itu ke Somalia.

Penculikan-penculikan itu juga diyakini dilakukan oleh Al-Shabaab Somalia. Belum ada tuntutan yang diumumkan oleh penculik bagi pembasan para sandera itu.

Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama empat tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB yang hanya menguasai sejumlah wilayah di Mogadishu.

Nama Al-Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli 2010.

Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al-Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas.

Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibukota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 79 orang.

Pemboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pemboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al-Qaida.

Washington menyebut Al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan Al-Qaida pimpinan Osama bin Laden.

Milisi garis Al-Shabaab dan sekutunya berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Sharif Ahmed ketika mereka meluncurkan ofensif mematikan pada Mei tahun lalu.

Mereka menghadapi perlawanan sengit dari kelompok milisi pro-pemerintah yang menentang pemberlakuan hukum Islam yang ketat di wilayah Somalia tengah dan selatan yang mereka kuasai.

Al-Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum sharia yang ketat di Somalia dan juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu dan amputasi di wilayah selatan dan tengah.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011