Madrid (ANTARA News) - Badan bantuan Dokter Tanpa Batas (Medecins Sans Frontieres - MSF) hari Jumat menyatakan telah menarik semua staf asing dari kamp pengungsi Dadaab, Kenya, setelah dua pekerja Spanyol diculik di sana.

"Tim itu telah meninggalkan kamp pengungsi tersebut. Pekerjaan terus dilaksanakan berkat staf lokal," kata ketua cabang Spanyol MSF Jose Antonio Bastos pada jumpa pers.

Organisasi itu memiliki 49 pegawai asing di kamp pengungsi Dadaab, termasuk dua wanita Spanyol yang diculik, dan 343 pegawai lokal, katanya.

Sedikitnya tiga orang bersenjata yang kata polisi gerilyawan Al-Shabaab Somalia menculik kedua wanita itu dari kamp pengungsi tersebut Kamis setelah menembak supir mereka yang berkebangsaan Kenya di bagian leher.

Kepala kepolisian regional Leo Nyongesa mengatakan kepada AFP, ada indikasi wanita-wanita itu dibawa ke Somalia, namun Bastos mengatakan bahwa pihaknya belum memperoleh petunjuk di mana mereka berada.

Kamp pengungsi Dadaab merupakan yang terbesar di dunia. Kamp itu menjadi tempat bagi sekitar 450.000 pengungsi yang sebagian besar orang Somalia yang menyelamatkan diri dari kekeringan, kelaparan dan perang.

Sebelumnya bulan ini, seorang wanita Prancis bernama Marie Dedieu diculik di kawasan wisata Lamu, Kenya, dan dibawa ke Somalia.

Orang-orang bersenjata juga menculik pelancong Inggris Judith Tebbutt dari distrik Lamu dan membunuh suaminya sebelum membawa wanita itu ke Somalia.

Penculikan-penculikan itu juga diyakini dilakukan oleh Al-Shabaab Somalia. Belum ada tuntutan yang diumumkan oleh penculik bagi pembasan para sandera itu.

Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama empat tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB yang hanya menguasai sejumlah wilayah di Mogadishu.

Nama Al-Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli 2010.

Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al-Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas.

Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibukota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 79 orang.

Pemboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pemboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al-Qaida.

Washington menyebut Al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan Al-Qaida pimpinan Osama bin Laden.

Milisi garis Al-Shabaab dan sekutunya berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Sharif Ahmed ketika mereka meluncurkan ofensif mematikan pada Mei tahun lalu.

Mereka menghadapi perlawanan sengit dari kelompok milisi pro-pemerintah yang menentang pemberlakuan hukum Islam yang ketat di wilayah Somalia tengah dan selatan yang mereka kuasai.

Al-Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum sharia yang ketat di Somalia dan juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu dan amputasi di wilayah selatan dan tengah.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011