Jakarta (ANTARA News) - Krisis multidimensi yang melanda Indonesia harus dapat diatasi oleh segenap elemen masyarakat, khususnya para pemuda sebagai penerus masa depan bangsa.

"Kita sekarang mengalami tiga krisis, krisis kejujuran, krisis kesadaran, dan krisis tanggung jawab. Ketiga krisis ini hanya bisa diatasi dengan patriotisme karena ketiga hal ini merupakan landasan dari patriotisme itu sendiri," kata Koordinator Lembaga Studi DaNaTa, Kemal Surianegara di Jakarta, Sabtu.

Kemal Surianegara dalam diskusi publik "Indonesian Youth Camp 2011" bertema "Patriotisme dan Tantangan Asean Community 2015", mengatakan patriotisme atau rasa cinta Tanah Air merupakan padanan universal dari nasionalisme dengan tingkat kesadaran masyarakat yang lebih tinggi serta tekad hidup bersama secara rukun, damai atas dasar prinsip ajaran para leluhur Nusantara.

Dapat pula dikatakan bahwa patriotisme sebagai nilai dinamis Pancasila. Nilai-nilai patriotisme inilah, menurut dia, yang diperlukan sekarang untuk membangun Indonesia saat ini dan mendatang.

"Patriotisme penting untuk membangun kesejahteraan rakyat dan memelihara kerukunan bangsa. Tugas negara adalah menjamin keselamatan dan kesejahteraan rakyat," paparnya.

Dalam era demokrasi, masih kata Kemal Surianegara, patriotisme perlu diarahkan guna mewujudkan demokrasi Nusantara, dan bukan demokrasi asing. Demokrasi Nusantara itu bercermin pada nilai-nilai luhur yang pernah lahir dan ada di Indonesia, seperti musyawarah mufakat dan gotong-royong.

Melalui demokrasi Nusantara ini diharapkan berbagai dampak buruk demokrasi yang kebablasan, seperti politik uang, ego pribadi dan kelompok atau golongan dapat terhindarkan. Dia juga mengatakan bahwa dalam kehidupan berpolitik dewasa ini, sudah saatnya dilakukan rekonsiliasi nasional.

"Sekarang sudah saatnya rekonsiliasi nasional, kita harus melampaui kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan demi kepentingan bersama rakyat Indonesia," ucap Kemal, menegaskan.

Secara terpisah, Suyadi Prawiro dari Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora mengatakan, sudah saatnya para pemuda Indonesia bangkit dengan rasa nasionalisme yang besar, guna meneruskan serta mengisi pembangunan Indonesia ke depan. Termasuk dalam hal ini adalah mempersiapkan diri menghadapi persaingan global.

"Tanpa nasionalisme akan timbul perpecahan, disintegrasi bangsa, dan intervensi asing. Makanya para pemuda harus bangkit dengan rasa nasionalisme yang besar," ujar Suyadi Prawiro kepada seluruh perwakilan pemuda dari 25 provinsi di Indonesia yang mengikuti kegiatan "Indonesian Youth Camp 2011" di Jakarta.

Sementara, mantan Ketua Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Arif Mustofa, mengatakan para pemuda harus dapat menentukan sikap dan tujuan dalam mengisi pembangunan ke depan. Selain itu, juga menyelesaikan berbagai persoalan kebangsaan dengan terus berkarya nyata untuk Indonesia.

"Ini tantangan anak muda, mau jadi agen perubahan sosial, pewaris agen perubahan yang lebih baik, atau mau menjadi korban perubahan sosial," tuturnya.(ANT)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011