Lahat, Sumsel (ANTARA News) - Banjir bandang merendam puluhan rumah dan puluhan hektare kebun milik warga Desa Muaramaung dan Telatang, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

Wartawan ANTARA di lokasi bencana, Jumat, melaporkan bahwa hujan deras dan luapan Sungai Kungkilan mengakibatkan rumah dan kebun warga terendam.

"Kebun milik warga Desa Muaramaung ada sekitar 20 hektare terendam, dan akibat banjir ini aktivitas penduduk juga lumpuh," kata Supran, tokoh masyarakat setempat.

Ia mengatakan, di antara kebun yang terendam berisi tanaman padi, kacang, jagung, karet dan ada beberapa tanaman komoditas lainnya.

"Sebagian besar lahan yang terendam air berada di sekitar Sungai Kungkilan yang bermuara ke Sungai Lematang," ujar dia.

Kedalaman genangan air berkisar 50 cm sampai satu meter.

Kepala Desa Telatang, Jundri Alamsyah, mengatakan, ada juga warga Desa Telatang berkebun di sekitar Sungai Kungkilan tersebut ikut terendam banjir pada musim hujan ini.

"Lahan warga sebagian besar bertanam padi, kacang, dan jagung, maka bila sudah terendam banjir dapat dipastikan akan mengalami gagal panen," ujar dia.

Ia mengatakan, akibat hujan deras semalaman yang menimbulkan banjir cukup parah itu, menjadikant aktivitas warga terpaksa terhenti.

Wakil Bupati Lahat, Sukadi Duaji, mengatakan saat ini masih dilakukan pendataan lokasi yang terendam akibat banjir bandang di Kecamatan Merapi Barat.

"Kita masih melakukan pendataan berapa jumlah lahan sawah, kebun, dan kawasan permukiman daerah tersebut," ujar dia.

Menurut dia, banjir badang hanya merendam kawasan permukiman, kebun dan lahan persawahan. Namun tidak ada korban jiwa, karena saat kejadian memang warga sudah dalam kondisi waspada.

Rawan bencana

Selain di wilayah Kabupaten Lahat, juga terdapat dua kecamatan di Kota Pagaralam merupakan daerah paling rawan banjir bandang dan longsor, yaitu Kecamatan Pagaralam Utara dan Dempo Selatan.

Puluhan titik sepanjang jalan negara Kota Pagaralam-Lahat dan kawasan perbukitan pada dua kecamatan tersebut, memasuki musim penghujan tahun ini mulai terjadi longsor dan banjir bandang, meskipun kapasitasnya masih kecil.

"Kalau longsor mulai dari Kelurahan Rebahtinggi, hingga Kelurahan Burung Dinang, Kecamatan Dempo Utara. Sedangkan banjir berada di Kelurahan Bandar, Ujanmas, Burungdinang," kata Ketua SAR setempat, Danil.

Menurut dia, kondisi hutan perbukitan Kecamatan Dempo Utara, Dempo Selatan, bukan hanya sudah gundul bahkan juga mengalami alih fungsi sebagai penyebab utama bencana muncul.

"Memang sejak musim penghujan dalam satu minggu ini, sudah ada beberapa titik jalan dan kawasan permukiman longsor serta banjir," ujar dia.

Contohnya, kata dia, hutan dan perkebunan kopi di daerah Bukit Kayu Manis, Kecamatan Dempo Utara, sudah ada sekitar lima titik longsor.

"Kemudian kalau banjir di Dusun Bandar, Kecamatan Dempo Selatan dan Jambatakar, Dempo Utara," kata dia.

Ia mengatakan, ada juga bukit mengalami keretakan sepanjang sekitar 4 kilometer.

Menurut dia, longsor ini juga mengancam puluhan ribu batang tanaman kopi dan ladang sayur milik warga dua daerah itu.

Camat Dempo Utara, Rusdi, mengatakan, daerah paling parah, longsor dan banjir bandang di sepanjang Sungai Selangis, Kelurahan Jangkarmas, Muarasiban, Bumiagung dan Burungdinang.

"Posisinya tepat membentang mulai dari Dusun Tegurwangi hingga Dusun Talang Ayiksalak Kelurahan Ujasmas, Kecamatan Dempo Utara," kata dia pula.

Rusdi mengtakan, bukan tidak mungkin akan dapat menimbun ratusan ribu batang kopi dan sungai Selangis, karena posisinya tepat berada di bawah perbukitan itu.

Kepala Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Pagaralam, H Edy Thamrin, mengatakan pemerintah masih akan melakukan pendataan daerah longsor dan rawan banjir.

"Kami sudah usulkan kepada Pemkot Pagaralam, dana siap pakai Rp2 miliar, untuk mengantisipasi bila terjadi bencana alam," ujar dia.

Selain pendataan, kata dia, upaya pencegahan sudah dilakukan dengan membentuk tim penanggulangan bencana, mulai dari kelurahan dan menempatkan alat berat di daerah paling rawan longsor.

"Kami sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi bila terjadi bencana alam," kata dia.

(ANT-127/M033)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011