Ungaran (ANTARA News) - Merebaknya kasus flu burung di Indonesia telah meresahkan pengusaha ayam petelur di wilayah Kabupaten Semarang lantaran penjualannya yang menurun. Ketua Asosiasi Pengusaha Ayam Petelur "SS" Wilayah Kabupaten Semarang, Yanuar di Ungaran, Selasa, mengatakan, dampak merebaknya kasus avian influensa atau flu burung mengakibatkan tingkat penjualan telur mengalami penurunan hingga 20 persen. "Kondisi ini mengakibatkan pengusaha ayam petelur yang tergabung dalam asosiasi SS resah," katanya. Ia mengatakan, sejak tiga minggu terakir ini penjualan telur di wilayah kabupaten Semarang mengalami penurunan dari 15 persen hingga 20 persen. Harga telur yang semula per kilogram normalnya Rp7.000, namun tiga minggu terakhir ini turun hingga Rp5.500/kg, katanya. Yanuar mengaku khawatir jika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang akan menerapkan pemusnahan unggas seperti yang dilakukan Jakarta untuk memerangi penyebaran penyakit AI. "Kami takut jika ayam-ayam kami dimusnahkan. Kami selalu rajin memberi vaksinnasi dan bio-security ke ayam-ayam kami," kata pemilik peternakan ayam broiler di desa Jetak, Kecamatan Getasan tersebut. Ia sangat keberatan jika ada ayam di tetangganya yang terserang penyakit AI lalu ayamnya ikut dimusnahkan. "Sebab kebersihan kandang dan kesehatan ayam selalu kami jaga," katanya. Sementara dokter hewan Ruslan Isdiyanto mengatakan, sangat keberatan apabila ayam-ayam dimusnahkan. "AI ini kan sifatnya baru probabilitas, artinya sifat virusnya memilih (korban). Mekanisme infeksinya juga belum jelas benar," kata dia.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006