Jakarta (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) memperketat pengawasan kualitas darah dari pedonor untuk mengantisipasi darah terkontaminasi penyakit seperti yang ditemukan di Surabaya, Jawa Timur.

"Itu temuan PMI, sebagai bagian kontrol dari kualitas," kata Sekretaris Jenderal PMI Pusat Sudirman Said menjadi pembicara dalam Podcast ANTARA di Jakarta, Rabu.

Pihaknya terus melakukan pemeriksaan berkelanjutan sebagai bagian dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

Meski begitu, ia mengakui dari 250 Unit Transfusi Darah (UTD) di Tanah Air, masih ada yang belum bersertifikat CPOB. Untuk menyiasatinya, UTD tersebut menginduk kepada unit yang sudah memiliki CPOB.

"Masyarakat tidak perlu cemas karena itu bagian kerja kami untuk meyakinkan kualitas dan keamanan darah terjaga," katanya.

PMI berharap ke depan memiliki gedung penyimpanan darah yang tahan terhadap gempa, seperti yang dimiliki oleh Jepang.

"Ketika terjadi perang, gempa itu bangunan yang paling aman karena darah adalah pertahanan terakhir, kami belum sampai ke sana," katanya.

Baca juga: PMI terapkan azas netral saat bantu korban konflik Rusia-Ukraina
Baca juga: 90 orang donorkan darah di Kelurahan Ancol


Sebelumnya, PMI menemukan 514 kantong darah terkontaminasi penyakit menular di Surabaya yang merupakan hasil dari prosedur pemeriksaan untuk penyediaan kebutuhan darah yang steril dan aman untuk masyarakat.

Sesuai prosedur, seluruh darah pedonor wajib melalui prosedur pemeriksaan yang meliputi empat parameter infeksi, yaitu HIV, Hepatitis B (HbSAg), Hepatitis C (HCV) dan sifilis.

Dari prosedur tersebut mengungkap temuan 514 kantong berisi darah di PMI Surabaya terinfeksi penyakit menular selama periode Januari hingga Juni 2022.

Rinciannya, 213 kantong darah di antaranya terkontaminasi penyakit Hepatitis B, 139 kantong darah terinfeksi penyakit Hepatitis C, 110 kantong darah terinfeksi penyakit sipilis dan 52 kantong darah terinfeksi HIV.

Temuan itu setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 66.274 ribu kantong berisi darah yang didapat dari pedonor di wilayah setempat.
Baca juga: PMI fokus isu COVID-19 dan perubahan iklim
 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022