Jakarta (ANTARA News) - Hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan Selandia Baru masih belum maksimal karena terdapat beberapa area perdagangan yang seharusnya dapat lebih dioptimalkan.

"Kerja sama perdagangan dan investasi Indonesia dan Selandia Baru dalam lima tahun terakhir belum mencerminkan secara maksimal potensi kedua negara," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan saat menerima kunjungan Menteri Perdagangan Selandia Baru Tim Groser di Jakarta, Senin.

Menurut Gita Wirjawan, kunjungan Menteri Perdagangan Selandia Baru merupakan pertemuan bilateral untuk mengidentifikasi beberapa bidang yang dapat dikembangkan untuk kerja sama ekonomi.

Mendag memaparkan, beberapa bidang usaha yang potensial untuk dikembangkan antara kedua negara di antaranya bidang industri peternakan serta energi dan pertambangan.

"Indonesia juga dapat mengembangkan portfolio ekspor Indonesia ke Selandia Baru untuk beberapa komoditas, antara lain oil-cake, solid residue palm nuts atau kernels, dan urea," katanya.

Ia juga mengatakan, salah satu kunci pendorong peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi adalah adanya dukungan pemerintah kedua negara untuk memfasilitasi kalangan swasta.

Selain itu, menteri perdagangan kedua negara dalam pertemuan kali ini juga sepakat bahwa kerja sama yang intensif antarsektor swasta kedua negara merupakan faktor penting dalam menciptakan peluang ekonomi untuk meningkatkan volume perdagangan dan investasi secara signifikan.

"Swasta merupakan aktor kunci bagi suatu negara dalam melakukan penetrasi pasar ke negara lainnya," kata Mendag.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia-Selandia Baru pada 2011 mencapai 1,1 miliar dolar AS dengan tren pertumbuhan rata-rata 3,82 persen selama periode 2007-2011.

Sedangkan nilai ekspor Indonesia ke Selandia Baru pada 2011 mencapai 371,7 juta dolar AS, sementara impornya 729,2 juta dolar AS, sehingga bagi Indonesia masih defisit 357,5 juta dolar AS.

(M040/A011)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012