Jakarta (ANTARA News) - Produk hasil laut Indonesia mendapatkan perhatian besar dari komunitas bisnis Korea Selatan.

Hal tersebut terlihat dari antusiasme para pengusaha Korea Selatan saat mengikuti Seminar Bisnis bertemakan “Market Opportunity of Indonesian Marine Products In Korea” yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan 21 Mei 2012 di Yeosu, Korea Selatan.

Masalah keamanan berinvestasi serta kebersihan produk Indonesia menjadi perhatian utama sekitar 60 peserta seminar yang berasal dari Seoul, Busan, serta kota lain di Korea Selatan.

“Investor Korea Selatan semakin tertarik untuk mengambil bagian dalam program pembangunan ekonomi Indonesia. Investasi dari perusahaan-perusahaan besar seperti POSCO, Han Kook Tire dan CJ Group menjadikan Korea Selatan sebagai peringkat ke-7 investor ke Indonesia.

Menjamurnya Lotte Hypermarket di Jakarta hanyalah satu bentuk nyata meningkatnya interaksi ekonomi di antara keduanya,” jelas Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Pradnyawati, saat membuka seminar tersebut.

Lebih lanjut, Pradnyawati menyampaikan bahwa ekspor produk hasil laut Indonesia pada Januari 2012 sebanyak 67.214 ton senilai 214.516 dolar AS. Sebagian besar dari produk hasil laut Indonesia diekspor ke Thailand, China, Jepang, Amerika Serikat, dan Viet Nam.

Sementara itu, Korea Selatan berada di peringkat ke-9 dari negara tujuan ekspor kelompok produk ini dengan volume sebesar 2.386 ton senilai 4,936 dolar AS.

Salah satu produk hasil laut Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan di Korea Selatan adalah rumput laut, yang dapat diproduksi menjadi lebih dari 700.000 ton sebagai produk makanan olahan atau pun produk yang memilki nilai tambah lainnya.

Selain itu, produk perikanan juga memiliki peluang investasi yang besar di wilayah timur Indonesia seperti Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua, meskipun terhalang oleh infrastruktur yang masih terbatas.

Turut hadir dalam diskusi tersebut salah seorang pengusaha perhiasan mutiara dari Aulia Jewellery, yang memberi paparan mengenai produk hasil laut andalan Indonesia yaitu South Sea Pearl Indonesia.

Informasi dan contoh produk mutiara yang sudah siap diekspor juga turut ditampilkan dalam seminar tersebut sehingga mengundang rasa penasaran para buyer yang hadir untuk melihatnya.

Direktur Pengembangan Promosi dan Citra berharap seminar ini dapat menjadi ajang untuk membuka peluang baru di bidang pengembangan investasi, perdagangan, keuangan, dan teknologi.

Selain Seminar Bisnis, sehari sebelumnya yaitu pada 20 Mei 2012, dalam rangka menyambut Hari Kebangkitan Nasional, telah diselenggarakan National Day Indonesia di Expo Yeosu, Korea Selatan.

Pada National Day Indonesia dilaksanakan pengibaran bendera Indonesia dan pertunjukan budaya seperti Tari Gandas Kipas, Penampilan Saung Angklung Udjo, Tari Rampai Aceh, serta demo memainkan alat musik Angklung oleh para pengunjung yang berada di Expo Hall.

Expo 2012 Yeosu merupakan pameran berskala internasional yang diselenggarakan pada 12 Mei - 12 Agustus 2012, dan diikuti oleh lebih dari 100 negara di dunia.

Dengan mengangkat tema “Living Ocean and Coast”, pameran ini menyulap kota nelayan Yeosu seluas 2.710.000 m2 menjadi suatu tempat perhelatan internasional di bidang kelautan dan membangun area pameran seluas 250.000 m2 yang ditargetkan akan dikunjungi oleh lebih dari 8 juta pengunjung.

Partisipasi Indonesia pada pameran ini dikoordinir oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Paviliun Indonesia yang bertemakan “Indonesia Waterland, Greatest Discovery”, menempati lahan seluas 618 m2, dan menampilkan teater IMAX dengan layar lebar berukuran 500 m2 dengan menayangkan film pendek format full High Definition (HD) mengenai kelautan Indonesia untuk meningkatkan Nation Branding Indonesia.

(*)

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012