... dapat secara tegas menyanyikan Kimigayo... kami benar-benar dapat mengambil langkah pertama menuju kemajuan Jepang kembali... "
Tokyo (ANTARA News) - Perdana Menteri baru Jepang, Shinzo Abe, Senin, memulai hari pertamanya menjabat pada 2013 dengan menyanyikan lagu kebangsaan, Kimigayo, yang oleh sebagian orang dipandang sebagai simbol imperialisme masa lalu.

Perdana menteri garis keras dari Partai Liberal Demokratik yang konservatif kembali berkuasa setelah kemenangan telak pada pemilihan umum bulan lalu itu membuka pertemuan partai dengan menyanyikan lagu Kimigayo.

Lagu yang dibuat berdasarkan pada puisi kuno dengan lirik jelas yang judulnya secara luas diterjemahkan sebagai "Pemerintahan Yang Mulia" itu telah menjadi lagu nasional sejak akhir abad 19 - bahkan setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II.

Kimigayo juga tercatat sebagai salah satu lagu kebangsaan negara berdaulat yang durasinya paling singkat.

"Oleh karena kendali pemerintahan bergeser ke partai politik yang dapat secara tegas menyanyikan Kimigayo pada hari pertama kerja tahun ini, kami benar-benar dapat mengambil langkah pertama menuju kemajuan Jepang kembali," kata Abe dalam pertemuan LDP, menurut harian Sankei edisi online dan jaringan TV Nippon.

Abe, seorang politikus generasi ketiga, yang kakeknya anggota kabinet di masa Perang Dunia II dan menjadi perdana menteri pasca-perang, telah menganjurkan revisi konstitusi pasifis yang dikenakan Amerika Serikat pada 1947.

Jepang, menurut konstitusi itu, tidak boleh lagi memiliki angkatan perang; melainkan Angkatan Bela Diri Jepang.

Kimigayo telah dinyanyikan di acara olahraga domestik dan internasional, meskipun munculnya kritik persisten dari kelompok kiri dan liberal bahwa itu adalah lagu kebangsaan dari militer Jepang.

Upaya otoritas lokal untuk membuat lagu itu dinyanyikan pada acara resmi di sekolah telah memperoleh perlawanan yang kuat dari para guru.

Guru juga memiliki sedikit rasa hormat untuk bendera nasional bersimbol matahari merah yang juga selamat dari perang.

(G003/Z002)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013