Sejak dua tahun terakhir dalam satu hari, hanya mampu memproduksi 50 hingga 100 unit tas dan dompet
Banda Aceh (ANTARA News) - Pengrajin bordir khas Aceh di Samahani Kecamatan Kuta Malaka kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh mengaku kesulitan memperoleh bahan baku sejak dua tahun terakhir.

"Selama ini bahan baku berupa kulit dan kain jok untuk membuat bordir tas, dompet dan kerajinan lainnya dengan motif Aceh kami peroleh dari Jakarta yang kadang stoknya sangat terbatas," kata Koordinator Sentra Industri Kecil Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar di Samahani, Selasa.

Kekurangan bahan baku tersebut telah mengakibatkan hasil produksi menurun hingga lebih dari 50 persen.

Menurutnya jika bahan baku mencukupi Sentra Industri Kecil Kuta Malaka yang memperkerjakan 25 karyawan itu mampu memproduksi hingga 200 unit tas dan dompet dengan boordir khas Aceh.

"Sejak dua tahun terakhir dalam satu hari, hanya mampu memproduksi 50 hingga 100 unit tas dan dompet," katanya.

Hasil bordir produksi pengrajin Aceh Besar itu selain dipasarkan di 23 Kabupaten/kota di Aceh juga untuk memenuhi permintaan di kota Medan dan Jakarta.

Ia mengatakan pada 2009 hingga 2011 hasil kerajinan bordir Aceh itu juga diekspor ke Amerika Serikat namun sejak 2012 pengirimannya terhenti.

"Salah satu penyebab terhentinya akibat berkurangnya produksi," katanya menambahkan.
(IRW)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013