Jakarta (ANTARA News) - Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Prof Azrul Azwar mengatakan media film sangat berperan dalam mempopulerkan dan memperbaiki citra Pramuka yang selama ini tidak terlalu baik.

"Pascareformasi ada citra Pramuka adalah produk Orde Baru. Padahal Pramuka di Indonesia sudah ada sejak 1923. Karena itu, perlu ada upaya untuk mengampanyekan pramuka kembali," kata Azrul Azwar di Jakarta, Rabu.

Azrul mengatakan salah satu masalah generasi muda saat ini yang membuat risau masyarakat adalah pendidikan karakter. Masalah itu bisa diatasi, salah satunya dengan mengikutsertakan anak-anak dalam Gerakan Pramuka.

Karena itu, Azrul menyatakan mengapresiasi dan sangat mendukung film "Hasduk Berpola" yang berlatar belakang dan bertema Pramuka serta nasionalisme dan kebangsaan.

"Film itu menampilkan nilai-nilai kebangsaan yang sangat kental dalam Pramuka. Kami akan mendukung agar film itu bisa ditonton adik adik di daerah," tuturnya.

Supaya pesan dalam film itu sampai hingga ke pelosok-pelosok desa, Gerakan Pramuka akan membantu peredaran melalui jejaring organisasi tersebut untuk memutar film itu di luar gedung bioskop.

Dalam pemutaran film itu, Gerakan Pramuka menggandeng Persatuan Bioskop Keliling Indonesia (Perbiki) untuk menggelar nonton bareng hingga tingkat kwartir cabang di seluruh Indonesia.

Film "Hasduk Berpola" menceritakan tentang seorang anak berusia 12 tahun bernama Budi (Bangkit Prasetyo) yang ikut Pramuka karena ingin bersaing dengan salah seorang temannya, Kemal.

Melalui kegiatan di Pramuka, Budi malah berteman dengan Kemal dan mereka bahu membahu untuk mewujudkan janji kakek Budi, Masnun (Idris Sardi), yang memiliki utang dengan rekan seperjuangannya saat peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013