Jika ada yang lolos untuk sekolah di universitas di Amerika Serikat, saya tentu dapat permudah untuk urusan visa pelajar,"
Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Scot Marciel mengatakan jumlah mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di AS naik 30 persen menjadi tujuh ribu orang sejak 2011.

"Jika ada yang lolos untuk sekolah di universitas di Amerika Serikat, saya tentu dapat permudah untuk urusan visa pelajar," ujar Dubes Marciel saat pembukaan pameran sekolah pascasarjana hukum Amerika Serikat di Jakarta, Senin.

Data peningkatan 30 persen itu, lanjut Marciel berasal dari jumlah visa yang telah dikeluarkan oleh Kedutaan Besar AS.

"Ini sangat menguntungkan untuk kedua negara. Indonesia sangat potensial, dan AS memiliki universitas-universitas terbaik di dunia," ujarnya.

Marciel mengatakan, pendidikan di AS dengan kualitas global dan lingkup pergaulan yang luas, tetap dapat memelihara rasa cinta pelajar Indonesia terhadap tanah air. Dia menolak asumsi yang menyebutkan banyak pelajar Indonesia di AS yang telah lulus, kemudian lebih memilih berkarir di negeri "Paman Sam", dibanding membangun negeri sendiri.

"Saya kira banyak orang Indonesia yang belajar di AS, kemudian pulang ke Indonesia. Melihat pendidikan hukum di AS, itu dapat berguna untuk negara demokrasi Indonesia dalam memperbaiki segala sesuatu tentang hukum," ujarnya.

Indonesia sebagai negara demokrasi, lanjut Marciel, memang membutuhkan praktisi-praktisi yang handal untuk membenahi sistem birokrasi, salah satunya dengan menggunakan keahlian praktisi-praktisi hukum.

Terkait dengan keamanan di berbagai universitas, Marciel mengatakan mahasiswa Indonesia tidak perlu risau dengan banyak berita kekerasan yang terjadi di berbagai sekolah di AS.

Hal itu, kata Marciel, tidak dapat dijadikan asumsi bahwa sekolah di AS tidak aman.

"Sekolah di AS tetap aman. Sama halnya dengan Indonesia, jika suatu daerah ada peristiwa gangguan keamanan, hal itu tidak dapat dijadikan generalisasi untuk Indonesia kan," ujarnya.

Pemerintah kedua negara, kata Marciel juga terus melanjutkan hubungan baik untuk membina konektivitas "people to people".

Kedubes AS dan EducationUSA sedang menyelenggarakan pameran pendidikan sekolah pascasarjana bidang hukum di AtAmerica, Senin (15/4) Jakarta.

Marciel mengatakan sebanyak sembilan universitas dengan bidang hukum terbaik di AS turut serta dalam pameran ini, yang akan diselenggarakan juga di Tokyo, Jepang dan Seoul Korea Selatan.

Jeffrey Thomas, perwakilan dari University of Missouri AS, mengatakan pada umumya program pascasarjana bidang hukum di AS memberikan kedalaman dalam skala prespektif hukum yang lebih luas.

"Hal itu yang menjadi salah satu kelebihan. Program studi hukum di AS sangat mendalam di beberapa bidang," ujarnya.

University of Missouri, kata Thomas, memberikan kesempatan beasiswa yang dapat digalang melalui kerja sama dengan pemerintah atau sekolah negara asal.

Dengan beasiswa, biaya kuliah rata-rata di bawah kisaran 20 ribu dollar AS per tahun. Namun, tanpa bea siswa, biaya kuliah per tahun untuk mendapat gelar LL. M di University of Missouri mencapai 31 ribu dollar AS. "Tentu dengan kualitas pendidikan yang baik," ujarnya.

Beberapa perguruan tinggi yang menjadi partisipan pameran ini adalah American University-Washington College of Law, St. John`s University School of Law, State University of New York Buffalo Law of School, Southwestern University Law School, University of California, Berkeley School of Law, University Minessota Law School, University of Missouri-Kansas City School of Law, Yeshiva University-Cardozo School of LAw, dan Valparaiso University Law School. (I029/N002)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013