Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengharapkan Selandia Baru tidak menjadikan Indonesia hanya sebagai pasar.

"Saya harapkan kerja sama antara Indonesia dan Selandia Baru jangan hanya menyasar Indonesia sebagai pasar ," kata Bayu seusai membuka "New Zealand-Indonesia Business Forum 2013," di Jakarta, Senin.

Bayu mengatakan, jika hanya memikirkan neraca perdagangan, bagi Indonesia akan sulit untuk melakukan pengembangan karena pasar Selandia Baru relatif kecil jika dibandingkan dengan Indonesia.

Bayu menjelaskan, produk-produk yang bisa ditawarkan ke Selandia Baru juga semakin terbatas karena mereka juga mampu untuk memproduksi untuk kebutuhan dalam negerinya sendiri.

Ekspor Indonesia ke Selandia Baru, lanjut Bayu, antara lain adalah minyak kelapa sawit, buah tropis eksotis, kapas, dan juga kopi, namun hubungan antara Selandia Baru dan Indonesia masih memiliki potensi yang jauh lebih besar.

"Yang kita pikirkan adalah kerja sama yang justru akan menjangkau pasar lebih besar seperti ASEAN, dan jangan hanya mengejar perdagangan saja karena hal tersebut akan membatasi potensi yang ada," ujar Bayu.

Bayu memberikan contoh, apabila Selandia Baru memiliki teknologi untuk energi panas bumi, maka yang harus kita pikirkan adalah agar Indonesia dan Selandia Baru bekerja sama untuk mengembangkan potensi tersebut.

"Sebagai contoh, geothermal yang dikembangkan bersama dengan Selandia Baru, nantinya bisa dimanfaatkan untuk mensuplai kebutuhan listrik untuk ASEAN," kata Bayu.

Menurut Bayu, peluang kerja sama antara Indonesia dan Selandia Baru juga terbuka untuk dunia penerbangan.

"Selandia Baru harus melihat pasar yang lebih besar, khususnya ASEAN," kata Bayu.

Sebanyak 52 delegasi bisnis Selandia Baru yang dipimpin Menteri Bea Cukai Maurice Williamson melawat ke Indonesia untuk memperkuat hubungan dagang antar kedua negara.

Beberapa agenda bisnis yang dibawa oleh Selandia Baru antara lain industri penerbangan, makanan dan minuman, pendidikan, geothermal, dan sektor perbankan.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013