Jakarta (ANTARA News) - Warga kota Moore mulai kembali ke rumah-rumah mereka sehari setelah tornado menghancurkan beberapa wilayah menjadi reruntuhan dan puing-puing logam. Banyak keluarga yang menemukan rumahnya tinggal lahan kosong.

Tornado dahsyat menghancurkan banyak rumah, meratakan bangunan ke tanah dan menewaskan 24 orang, sembilan diantaranya anak-anak, seperti dilansir foxnews, Rabu.

Dalam skala Fujita, level EF lima, menempatkan tornado Oklahoma sama dengan yang melanda Joplin, Missouri pada 2011, menewaskan 158 orang dan melukai ratusan lainnya.

"Tornado dengan kekuatan angin di level EF5 adalah yang terburuk. Ini setara dengan badai di kategori kelima, yang artinya angin berkecepatan lebih dari 200 mil per jam. Angin puting beliung semacam itu mampu mencabut bangunan dari tanah dan tidak akan ada yang tersisa di atas tanah," ujar co-chief forecaster for WeatherBell Analytics Joe D'Aleo.

Hanya 59 tornado berada di level EF5 yang mendarat di AS dalam 63 tahun terakhir, atau hanya sepersepuluh persen dari semua tornado. Namun yang paling kuat dari semua putaran angin menyebabkan 20 persen dari semua kerusakan tornado, dan ketika mereka menyerang daerah pemukiman, mereka hanya meninggalkan puing-puing.

"Kami akan membangun kembali dan kami akan mendapatkan kembali kekuatan," kata Gubernur Oklahoma Mary Fallin, yang melintasi jembatan dan menggambarkannya sebagai "pengalaman menyedihkan".

Kepala pemadam kebakaran Gary Bird, meyakini tidak ada lagi korban selamat atau korban tewas yang berada di bawah reruntuhan. Pernyataannya muncul setelah kru menghabiskan sebagian besar hari mencari korban selamat di sisa-sisa reruntuhan rumah dan sekolah dasar yang hancur dihantam tornado.

Bird mengatakan tujuannya adalah untuk melakukan tiga pencarian dari setiap lokasi dimana ia berharap pekerjaan bisa selesai menjelang malam.

"Tidak ada korban tambahan atau mayat yang telah ditemukan sejak Senin malam," kata Bird.

Jumlah korban tewas telah direvisi dari 51 setelah petugas medis negara bagian mengatakan beberapa korban telah dihitung dua kali di tengah kebingungan. Lebih dari 200 orang dirawat di rumah sakit setempat.

Pihak berwenang terlalu fokus pada upaya pencarian sampai mereka belum memastikan ruang lingkup kerusakan sepanjang jalur badai yang panjang dan merusak.

Belum diketahui berapa rumah yang hancur dan berapa keluarga yang harus mengungsi. Para petugas darurat memiliki kesulitan menavigasi lingkungan-lingkungan yang hancur karena semua rambu jalanan telah hilang.

Beberapa petugas menggunakan ponsel pintar atau alat pemandu elektronik GPS untuk memandu mereka melewati daerah-daerah yang tidak lagi memiliki tanda yang dapat dikenali.

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013