New York (ANTARA News) - Seorang polisi diskors setelah menyebarkan foto-foto yang diambilnya pada hari tersangka pembom maraton Boston Dzhokhar Tsarnaev ditangkap sehingga kian memanaskan kontroversi media mengenai remaja yang dituduh melakukan aksi terorisme itu.

Sersan Sean Murphy, fotografer taktis pada Kepolisian Negara Bagian Massachusetts, mengatakan penting untuk menunjukkan foto-foto tersebut untuk melawan salah satu foto sampul majalah Rolling Stone minggu ini yang memperlihatkan Tsarnaev yang menatap kamera dengan sedih.

Versi yang menjadi foto sampul Rolling Stone sebelumnya telah direproduksi media lain, namun penggunaan foto oleh majalah ini mengejutkan banyak orang terguncang oleh malapetaka di Maraton Boston tahun lalu itu.

Foto-foto Murphy yang disiarkan majalah Boston Kamis waktu setempat lalu itu memperlihatkan Tsarnaev yang keletihan dan berdarah-darah berada dalam bidikan sinar laser penembak jitu pada kepalanya, keluar dari perahu yang menjadi tempat persembunyiannya setelah polisi seharian memburunya.

Lewat satu pernyataan kepada majalah Boston, Murphy mengatakan bahwa Rolling Stone telah berlaku salah. "Orang ini iblis. Ini pembom Boston yang sesungguhnya," kata dia.

Perwira polisi ini mengatakan pemboman dan operasi penangkapan berlangsung melawan maut, sedangkan sampul majalah itu telah mengglamorkan wajah teror.

Juru bicara kantor kejaksaan mengatakan publikasi foto-foto bidikan Murphy itu sungguh tak bisa diterima.

"Kami telah berbicara dengan Kepolisian Negara Bagian Massachusetts yang telah menjamin kami bahwa penyerbarluasan foto-foto itu tak memiliki izin dan mereka akan mengambil langkah internal," sambung Christina Dilorio-Sterling dari kantor kejaksaan.

Polisi Massachusetts menyatakan Murphy telah diskors, sedangkan investigasi internal ditangguhkan.  Artikel The Rolling Stones berjudul "The Bomber" diklaim sebagai buah dari kesaksian sangat bertanggungjawab mengenai Tsarnaev.

Laporan khusus 12 halaman khusus ini didasarkan dari berbagai wawancarea sejumlah sumber yang menganalisis bagaimana bocah menawan bermasa depan cerah tersebut berubah menjadi monster.

Tsarnaev menghadapi 30 dakwaan --termasuk 17 tuduhan berujung hukuman mati-- atas perannya pada ledakan kembar 15 April lalu yang menewaskan tiga orang dan melukasi lebih dari 260, demikian AFP.









Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013