Kami sudah membuka keterisolasian. Akses jalan dari desa Alang ke sejumlah desa lainnya di kecamatan Leihitu Barat maupun ke Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, sudah terbuka.
Ambon (ANTARA News) - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Maluku membuka keterisolasian sejumlah desa di kecamatan Leihitu Barat, pulau Ambon akibat jalan sepanjang 1,5 KM tertimbun longsor sehubungan hujan dengan intensitas tinggi pada Senin (29/7) malam.

"Kami sudah membuka keterisolasian. Akses jalan dari desa Alang ke sejumlah desa lainnya di kecamatan Leihitu Barat maupun ke Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, sudah terbuka," ujar Kadis PU Maluku, Ismael Usemahu, di Ambon, Jumat.

Desa tersebut adalah Alang ke Ureng, Asilulu, Lai dan Wakasihu tertimbun tanah maupun pohon-pohon sehingga transportasi di wilayah kecamatan Leihitu Barat itu lumpuh.

Sebenarnya untuk ke Ambon bisa melalui sejumlah desa di kecamatan Leihitu. Namun, jembatan di desa Negeri Lima hanyut akibat jebolnya "waduk alam" Way Ela pada 25 Juli 2013.

"Jadi sejak kemarin (Kamis) alat berat dikerahkan untuk membuka keterisolasian kecamatan Leihitu Barat sehingga aktivitas lalu lintas kembali normal," ujar Ismael.

Longsor di desa Alang itu juga mengakibatkan masing-masing lima unit rumah roboh maupun rusak total dan tujuh lainnya tertimbun material tanah. Para korban mengungsi di rumah dokter, Puskesmas rawat inap desa Alang, maupun sanak keluarga mereka.

Kadis Sosial Maluku, Poly Kastanya mengatakan, telah menyalurkan bantuan tanggap darurat ke Alang pada 30 Juli 2013.

"Bantuan dipasok karena dibutuhkan pengungsi mengingat dibawa dari Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah membutuhkan tenggat waktu lama," katanya.

Penyaluran bantuannya telah dikoordinasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), baik Maluku maupun Maluku Tengah. Dinsos Maluku juga telah menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada pengungsi korban banjir dan longsor di lima kecamatan di Kota Ambon pada 29 Juli 2013.

Korban banjir maupun tanah longsor akibat hujan di Maluku pada 2012 yakni Kota Ambon tercatat 33 warga meninggal dan enam luka berat, Seram Bagian Barat(SBB) enam orang meninggal, Buru Selatan empat meninggal, Seram Bagian Timur(SBT) dua meninggal dan satu lainnya di Maluku Tengah.

Begitu pun infrastruktur, fasilitas umum maupun sosial serta rumah warga yang rusak ringan hingga total dengan kebutuhan anggaran mencapai ratusan miliar rupiah untuk penanganan.

(T.L005/B/E001/E001) 02-08-2013 13:19:35

Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013