Amerika Serikat ingatkan serangan al Qaeda pada Agustus

... menunjukkan al Qaeda dan organisasi afiliasinya terus merencanakan serangan teroris baik di dalam dan di luar kawasan... "

Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat, Jumat, mengeluarkan peringatan ke seluruh dunia bahwa jaringan al Qaeda mungkin melakukan serangan pada Agustus; sekaligus Amerika Serikat memerintahkan penutupan seluruh kedutaan besarnya di negara Islam.

Inggris juga akan menutup sementara kedutaan besarnya di Yaman saat anggota parlemen Amerika Serikat mengatakan ancaman itu mungkin melibatkan jaringan al Qaeda di negara itu.

"Ini jauh lebih spesifik daripada ancaman yang pernah saya lihat dalam 10 tahun terakhir, "kata anggota parlemen Peter King, seorang wakil Partai Republik yang bertugas di Komite Intelijen Parlemen.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan serangan itu mungkin terjadi khususnya di Timur Tengah dan Afrika Utara, dan mungkin terjadi di atau berasal dari Semenanjung Arab.

"Informasi saat ini menunjukkan al Qaeda dan organisasi afiliasinya terus merencanakan serangan teroris baik di dalam dan di luar kawasan, dan mereka mungkin memfokuskan penyerangan pada periode antara sekarang dan akhir Agustus," kata Departemen Luar Negeri.

Peringatan itu memperingatkan ada potensi serangan teroris pada sistem transportasi masyarakat dan infrastruktur pariwisata lain.

Sebagai pencegahan, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, menutup setidaknya 22 Kedutaan Besar Amerika Serikat atau konsulat pada hari Minggu, hari kerja di banyak negara Islam.

Misi itu mencakup hampir seluruh dunia Arab dan juga mencakup dua kedutaan besar di negara-negara non-Arab yang berpenduduk mayoritas muslim --Afghanistan dan Bangladesh-- serta fasilitas yang dikelola Amerika Serikat di Israel.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Marie Harf, mengatakan, beberapa kedutaan besar atau konsulat dapat diputuskan untuk tetap ditutup setelah hari Minggu.

Inggris menutup kedutaan besarnya di Yaman pada Minggu dan Senin serta menarik stafnya, kata Kementerian Luar Negeri.