Jakarta (ANTARA News) - Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis bersama 3Buwana Musea Komunika dan Pusat Dokumen Arsitektur menggelar pameran unik bertajuk Indonesia through "The Looking Glass" atau Seberkas Kenangan Indonesia dalam Kaca.

Unik karena dalam pameran yang akan berlangsung di Gedung Erasmus Huis, Jakarta, 28 Oktober hingga 8 November ini, akan memperlihatkan rekaman kenangan Indonesia dalam media kaca serta sejarah fotografi dari prinsip camera obscura, perkembangan teknologi kamera (dari koleksi Museum Benteng Heritage), hingga penerapan prinsip camera obscura menjadi sebuah minat berbasis komunitas.

"Sejak pertengahan abad 19, banyak fotografer yang ditugaskan untuk mendokumentasikan sumber daya alam dan budaya di Indonesia (Hindia Belanda)," demikian Erasmus Huis dalam siaran persnya, Jumat.

Hasil dokumentasi para fotografer ini digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, hiburan, pariwisata dan sekadar memenuhi rasa ingin tahu masyarakat.

Sejak itulah fotografi yang dimulai dengan penggunaan plat kaca hingga ke era digital hampir dua abad setelahnya menjadi kebutuhan sehari-hari yang esensial.

Sisa dari masa awal fotografi dengan menggunakan negatif kaca tersebut masih dapat ditemukan di Indonesia dan Belanda yang.

Di Belanda disimpan di KITLV (The Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies) yang katalognya online, sedangkan di Indonesia disimpan di Museum Nasional, Museum Bank Indonesia, Arsip Bank Mandiri, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan di Balai Konvservasi Borubudur, Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung.

Pewarta: Desy Saputra
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013