Palembang (ANTARA News) - Organisasi peduli perempuan "Women Crisis Centre" Palembang, Sumatera Selatan, menggelar sarasehan dengan ratusan buruh perempuan di kota itu guna menyemarakkan hari Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan dan hari Hak Asasi Manusia yang jatuh pada setiap 25 November.

Sarasehan itu digelar guna menampung aspirasi dan masalah yang dihadapi para buruh perempuan dalam menjalani pekerjaan dan kehidupan rumah tangganya serta membahas berbagai solusinya, kata Ketua Women Crisis Centre (WCC) setempat Yeni Roslaini Izi seusai acara sarasehan di Palembang, Kamis.

Menurut dia, banyak persoalan yang dihadapi para buruh perempuan di perusahaan tempatnya bekerja dan dalam kehidupan rumah tangganya, karena itu perlu dibahas bersama sehingga persoalan itu tidak berlarut-larut dan diperoleh solusi yang terbaik.

Dalam sarasehan itu, terungkap berbagai persoalan yang sering menimpa para buruh perempuan seperti pelecehan seksual, hak cuti dan waktu bekerja tidak sesuai dengan ketentuan ketenagakerjaan.

Semua permasalahan terkait tindak kekerasan terhadap buruh perempuan itu akan dijadikan bahan dalam membuat program kerja WCC untuk membantu kaum perempuan ke depan dan masukan kepada pihak perusahaan tempatnya bekerja, dan diupayakan pendampingan hukum, katanya.

Dia menjelaskan, buruh perempuan merupakan kaum lemah yang perlu mendapat perlindungan, namun dalam praktik kehidupan sehari-hari banyak diantara mereka masih tertindas.

Sebagai contoh tindak kekerasan terhadap kaum perempuan baik di tempat kerja maupun di dalam kehidupan rumah tangga masih sering terjadi dan akhir-akhir ini di wilayah Sumsel dan khususnya Kota Palembang trennya cenderung meningkat.

Kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan karena selain merupakan tindakan pelanggaran hukum juga melanggar hak asasi manusia.

Untuk mengatasi berbagai tindak kekerasan yang dihadapi para perempuan di daerah ini, diharapkan program perlindungan yang dilakukan oleh aktivis yang perduli dengan perempuan di daerah ini mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat dan aparat penegak hukum, kata Yeni. (Y009/Z002)

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013