Kediri (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Timur, intensif melakukan foging atau pengasapan guna menekan penyebaran nyamuk penyebab penyakit chikungunya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Anang Kurniawan, Senin, mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan adanya warga yang sakit dengan gejala nyeri di persendian.

"Kami turunkan tim evaluasi untuk penyelidikan epidemi temuan chikungunya dan saat itu juga tim langsung bertindak," katanya.

Ia mengatakan, tim juga sudah melakukan pengasapan atau foging di lokasi tersebut, yaitu Kelurahan Bawang, Kecamatan Pesantren, setelah ditemukan warga yang positif menderita chikungunya.

Sampai saat ini, terdapat hampir 70 warga yang sudah memeriksakan diri di puskesmas, karena sakit dengan gejala yang sama, nyeri di persendian.

Pihaknya minta agar masyarakat juga terus bergotong royong untuk memperbaiki lingkungan. Penularan penyakit chikungunya disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang juga menularkan penyakit demam berdarah.

Penekanan penyebaran penyakit tersebut, di antaranya dengan 3M yaitu menguras, menutup, dan mengubur berbagai benda/tempat berkembangbiaknya nyamuk selain melalui foging. Dengan program 3M, diharapkan jentik nyamuk bisa ditekan, dan tidak sampai berubah menjadi nyamuk dewasa.

Lokasi warga yang terkena chikungunya itu tersebar di dua daerah, yaitu RW 1 dan RW 2 Kelurahan Bawang, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Sampai saat ini, warga tersebut masih mengeluhkan nyeri di persendian.

Sukatik, salah seorang warga yang menderita chikungunya mengatakan sudah dua pekan ini mengeluhkan rasa sakit tersebut. Awalnya, hanya dirinya, tapi saat ini seluruh anggota kelurga juga sakit serupa.

"Tubuh rasanya panas dingin, jika sudah duduk, ketika akan berdiri tidak bisa. Kalau saat ini sudah sedikit bisa berjalan," katanya.

Kusnan, suami dari Sukatik mengatakan ia sakit baru beberapa hari. Ia langsung ke puskesmas untuk periksa dan diberi obat.

Sementara itu, Sutini, warga lainnya mengaku tidak berobat ke puskesmas tapi sengaja memilih meminum jamu. "Walaupun agak lama, tubuh sudah lebih baik sekarang. Saya terus minum jamu," kata Sutini.

(KR-FQH/T007)

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014