Yogyakarta (ANTARA News) - Ribuan warga korban gempa bumi asal Kabupaten Bantul yang tergabung dalam Forum Rakyat Korban Bencana (Forkob) berunjukrasa di kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu siang, menuntut dana bantuan rekonstruksi bagi rumah mereka diwujudkan uang tunai dan dibagi rata. Namun, belum ada pejabat pemprov yang menemui mereka, sementara sejumlah aparat Polri dan anggota Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) nampak berjaga-jaga. Dalam orasinya, selain menuntut bantuan dana dibagi rata, mereka juga meminta kejelasan tentang besarnya dana bantuan rekonstruksi tahap pertama untuk setiap rumah warga korban gempa. Mereka juga menuntut pembagian secara merata bukan berdasatkan kelompok, tetapi berdasarkan jumlah rumah, dan meminta dana bantuan rekonstruksi diberikan tanpa dikurangi biaya pendampingan. Sebelumnya ketika berunjukrasa di depan kantor Bupati Bantul, Ketua I Forkob Arman K mengatakan, pemerintah berjanji memberikan dana rekonstruksi untuk tahap pertama sekitar 47.000 unit rumah di DIY masing-masing Rp15 juta. Sehingga, menurut dia, total dana yang akan dikucurkan Rp705 miliar. Sementara dana bantuan rekonstruksi yang akan dialokasikan pada tahap pertama untuk DIY seluruhnya Rp749 miliar, sehingga masih ada dana yang "tidak jelas untuk apa" sekitar Rp44 miliar. "Dana ini yang tidak dijelaskan kepada warga," katanya. Sedangkan untuk Bantul sendiri alokasi dana seluruhnya Rp495 miliar, dan untuk tahap pertama akan dibangun 32.000 unit rumah warga masing-masing senilai Rp15 juta, sehingga dana yang dibutuhkan sebesar Rp480 miliar. "Maka, masih ada dana Rp15 miliar yang tidak jelas untuk apa," kata dia. Aksi mereka berjalan tertib dan aman. Mereka selain mengusung sejumlah poster, juga membawa sejumlah alat musik tradisional antara lain gamelan untuk ditabuh, sehingga suasana meriah.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006