Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta melakukan jajak pendapat menentukan 10 kampung dengan kondisi sosial paling rawan di Jakarta.


Kerawanan suatu wilayah terkait erat dengan ketahanan sosialnya. Menurut BPS, faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan sosial antara lain aspek kependudukan,sosial, ekonomi, lingkungan dan keamanan.


"Apabila faktor-faktor tersebut mengalami gangguan maka kerawanan sosial bisa timbul," kata Ketua BPS DKI Jakarta Nyoto Widodo usai menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota, Senin.


Jajak pendapat oleh BPS dilakukan di 44 kecamatan dan 267 kelurahan.

Menurut data BPS DKI Jakarta, kelurahan paling rawan di Jakarta adalah Kampung Rawa, Jakarta Pusat dengan Indeks Potensi Kerawanan (IPKS) 44,78.


Disusul Kelurahan Kali Baru, Jakarta Utara dengan IPKS 44,34. Di posisi ketiga adalah Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara dengan IPKS 43,21. Di posisi keempat Kelurahan Galur, Jakarta Pusat dengan IPKS 43,11. Kampung Melayu menjadi kelurahan terawan kelima dengan IPKS 41,87.


Selanjutnya, Ancol menjadi daerah terawan keenam dengan IPKS 40.00. Kelurahan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat menempati urutan ketujuh dengan IPKS 39,73. Kelurahan Kartini, Jakarta Pusat menempati posisi kelurahan terawan kedelapan.


Manggarai, Jakarta Selatan menempati daftar kampung terawan kesembilan dengan IPKS 37,66. Sementara Kelurahan Lagoa menempati posisi kesepuluh dengan IPKS 37,45.


Nyoto mengatakan data tersebut nantinya bisa digunakan sebagai peringatan dini penanggulangan kerawanan sosial di Jakarta.


"Misalnya untuk memobilisasi aparat keamanan, evakuasi warga, sosialisasi dan intervensi program," kata Nyoto.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014