Solok (ANTARA News) - Pos komando (Posko) Pemantauan Gunung Berapi, Talang (2.597 mdpl) di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar), menambah dua peralatan pemantau sekaitan terus terjadinya aktivitas vulkanik gunung itu. "Peralatan tambahan itu adalah GPS dan Data Mark yang mulai difungsikan hari ini," kata Kepala Posko Pemantauan Gunung Api, Talang, Darlipa Marjusi kepada ANTARA News di Batu Bajanjang, Solok, Jumat. Ia menjelaskan, alat pemantau sistem lokasi bersatelit (Global Positioning System/GPS) akan memantau dan mendata ukuran ketinggian letusan ,serta naik-turunnya permukaan gunung. Sedangkan, Data Mark untuk mengukur kegempaan yang terjadi sekaitan aktivitas vulkanik Gunung Talang, ujarnya. Peralatan lain yang sudah terpasang dan difungsikan Posko Pemantauan Gunung Berapi, Talang adalah seistemik untuk mencatat getaran gempa atau gerakan magma dalam kawah gunung berapi. Menyinggung kondisi terakhir aktifitas Gunung Talang, Marjusi mengatakan, hingga Jumat (15/9) pukul 18.00 WIB tidak lagi terjadi letusan-letusan asap coklat kehitam-hitaman, sedangkan sehari sebelumnya terjadi 21 kali. "Tidak terjadinya letusan ini, bukan menunjukkan arah ke kondisi aman, tapi sebaliknya menimbulkan kecurigaan," ujarnya. Menurut dia, 21 kali letusan pada Kamis (14/9) dinilai kondisi puncak semburan asap coklat kehitam-hitaman dari mulut kawah Gunung Talang. Sementara itu, status Gunung Talang masih "siaga" dan warga belum lagi direkomendasikan untuk mengungsi. Sejak Jumat pagi, kabut tebal menutupi Gunung Talang dengan suhu udara sekitar 20 derajat celsius. Berdasarkan catatan pihak Posko Pemantauan, letusan asap coklat kehitaman terjadi sejak Senin (11/9) sebanyak dua kali, Selasa (12/9) enam kali dan Rabu (13/9) dua kali, Kamis (14/9) 21 kali dan Jumat (15/9) tidak terjadi letusan. Tinggi semburan asap berkisar 200 hingga 400 meter dari mulut kawah dan jatuhnya di sekitar gunung serta tidak membahayakan masyarakat di kaki Gunung Talang. Sejak ditetapkannya status "siaga" terhitung Sabtu 9 Sepetember 2006 pukul 18.00 WIB, lokasi pada radius tiga kilometer dari kawah gunung tertutup bagi masyarakat dan kegiatan pendakian. Warga sendiri tidak ada yang bermukim dalam radius tiga kilometer tersebut, kecuali untuk berladang dan jumlahnya tidak banyak. Sebelumnya, terkait meningkatkannya aktifitas Gunung Talang, Pemkab Solok telah menetapkan enam lokasi pengungsian bagi 83 ribu warga dari tiga kecamatan di sekeliling gunung, yakni Kecamatan Gunung Talang, Lembah Gumanti dan Danau Kembar. Perintah mengungsi baru disampaikan kepada warga, apabila status Gunung Talang meningkat lagi dari siaga menjadi "awas". Enam lokasi yang disiapkan masing-masing, di daerah Nagari Kubangan Dua, Kecamatan Payung Sekaki, Kenagarian Kinari di Kecamatan Bukit Sundi dan Lapangan Kota Baru Kecamatan Kubung. Selanjutnya, Lapangan Lubuk Silasih di Kecamatan Gunung Talang, Pasar Simpang Tanjuang Nan Ampek di Kecamatan Danau Kembar dan Convention Hall di Kecamatan Lembah Gumanti. Hingga Kamis (14/9) belum ada perintah evakuasi bagi warga dan tetap dilarang beraktifitas dalam radius tiga kilometer dari puncak kawah Gunung Talang. Warga juga tetap diminta mewaspadai seluruh aliran sungai yang hulunya berada di puncak Gunung Talang. Sungai-sungai tersebut adalah, Batang Ampunan di daerah Batu Bajanjang, Batang Lurah Baronjong di daerah Anau Kadok dan Nagari Talang, Batang Dareh di daerah Kayu Aro dan Batang Air Sirah. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006