Kita harus secara serius meningkatkan mutu sekolah yang ada sekaligus membuat sebuah sistem agar para terdidik melewati standar ujian nasional, sehingga kompetensinya terstandardisasi,"
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Fasli Jalal, mengatakan Indonesia harus segera meningkatkan kompetensi tenaga medis guna menghadapi berlakunya kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

"Kita harus secara serius meningkatkan mutu sekolah yang ada sekaligus membuat sebuah sistem agar para terdidik melewati standar ujian nasional, sehingga kompetensinya terstandardisasi," kata Fasli di Jakarta, Selasa.

Fasli menjadi salah satu pembicara dalam Seminar Publik sekaligus peluncuran buku bertajuk "The ASEAN Economic Community: A Work in Progress" yang diselenggarakan Pusat Studi Internasional dan Strategis (CSIS).

Menurut Fasli, sedikitnya terdapat empat hal utama yang harus diperhatikan secara serius untuk meningkatkan kompetensi tenaga medis yaitu mutu sistem, sekolah, lulusan dan praktik.

"Empat hal tersebut, diarahkan untuk menghasilkan tenaga medis yang berkompetensi tinggi," ujarnya.

Selanjutnya, lewat penerapan kerangka penghasil tenaga medis berkompeten tersebut, menurut Fasli, dapat juga ditawarkan sebagai sebuah standar yang berlaku di seluruh ASEAN.

"Nantinya bisa kita tawarkan kepada seluruh ASEAN agar mengikuti Kerangka Referensi Mutu ASEAN (AQRF) sehingga pencetakan tenaga medis bisa lebih merata dan setara hasilnya," kata Fasli yang sempat menjabat sebagai Wakil Menteri Pendidikan pada 2010--2011.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, yang juga hadir sebagai salah satu pembicara, menekankan bahwa pelayanan medis menjadi salah satu dari empat sektor jasa utama yang harus digenjot demi menghadapi berlangsungnya MEA.

"Ada empat sektor jasa yang menjadi prioritas untuk diperhatikan secara serius dalam menghadapi MEA, yaitu transportasi, logistik, kesehatan dan pendidikan," kata Mari.

Selain Mari Elka hadir juga sebagai pembicara dalam seminar tersebut Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono dan Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri, serta Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) sekaligus anggota Komite Ekonomi Nasional Chris Kanter selaku moderator. (*)

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014