Jakarta (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDI-P) menyiapkan sekitar 600 ribu saksi selama berlangsungnya Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014, kata Wakil Sekjen DPP PDI-P Eriko Sotarduga.

"PDI Perjuangan selama ini merasa dicurangi, sehingga kalah di Pemilu. Karenanya, untuk Pemilu 2014, kami telah mensiapkan sekitar 600 ribu saksi pilihan. Mereka kita tugasi untuk mengawasi proses pelaksanaan Pemilu kali," kata Eriko di sela-sela kegiatan "Kampung Pemilu" di kawasan Serdang, Jakarta Pusat, Rabu.

Menurut dia, para saksi yang sebelumnya sudah digembleng oleh pimpinan PDI-P di setiap kabupaten/kota, bahwa mereka bukan hanya ditugaskan untuk melihat proses penghitungan suara di TPS.

Namun, katanya, mereka juga diinstruksikan kalau perlu bermalam di kelurahan atau di tempat-tempat penampungan kotak suara, agar kecurangan yang terjadi selama beberapa kali Pemilu, bisa diminimalisir.

Eriko menambhakan, khusus untuk DPD PDI-P DKI Jakarta memiliki 15.000 orang saksi yang siap ditugaskan saat Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden berlangsung.

"Meskipun sudah diawasi seketat apa pun, kecurangan sangat mustahil bisa hilang total. Tapi dengan pengawasa yang ketat, kecurangan bisa berkurang banyak," kata Caleg DOR dari PDI-P dari Dapil Jakarta 2 yang meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri.

Pria yang kini sebagai anggota DPR RI itu yang selama berkampanye selalu berkemena putih ini menegaskan, jika tak ada pengawasan dari partai, kecurangan yang terjadi di Pemilu bisa mencapai 8 persen atau bahkan lebih.

"Jika kecurangan mencapai 8 persen, maka kami sulit mendapatkan suaranya 20 persen ke atas. Imbasnya, kami harus berkoalisi jika ingin mengusung capres. Ini tidak boleh terjadi. Untuk itu, kunci persoalan ini ada di saksi," katanya.

"Kampung Pemilu" yang digelar Eriko Sotarduga sejumlah titik di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan itu juga diisi dengan kegiatan  pengobatan gratis dan  servis motor gratis.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014