Bogota (ANTARA News) - Pemerintah Kolombia dan kelompok geilyawan terbesar kedua di negara itu, National Liberation Army (ELN), pada Selasa, memulai perundingan perdamaian menjelang pemilihan umum presiden.

Dalam pernyataan bersama yang disiarkan pemerintah, kedua belah pihak mengatakan bahwa mereka telah melakukan penjajakan sejak Januari lalu "dengan tujuan kesepakatan mengenai agenda dan proses yang memungkinkan berakhirnya konflik sekaligus dimulainya perdamaian."

Selain berunding dengan ELN, pemerintah saat ini juga sedang melakukan negosiasi perdamaian dengan kelompok gerilyawan lain Rovolutionary Armed Forces of Colombia (FARC)--yang merupakan grup para militer terbesar--sejak November 2012 lalu.

Sampai sejauh ini, pemerintah dan ELN sepakat untuk menggelar perundingan mengenai para korban konflik dan proses integrasi kelompok pemberontak tersebut ke masyarakat.

"Persoalan lainnya akan disepakati" pada waktu berikutnya, tulis pernyataan dari kedua belah pihak.

Pengumuman kejutan tersebut disampaikan saat Presiden Juan Manuel Santos--yang tengah berusaha mendapatkan kekuasaan untuk periode kedua--bersaing ketat dengan rival politik menjelang pelaksanaan pemilu.

Kandidat dari partai oposisi, Oscar Ivan Zuluaga, menjadikan perundingan perdamaian sebagai program prioritas jika terpilih menjadi presiden.

Sementara itu FARC menyambut baik perundingan perdamaian pemerintah dengan ELN. Mereka mengatakan bahwa pengumuman kedua pihak adalah "berita yang sangat penting bagi perdamaian."

Presiden Santos dijadwalkan akan memberi pernyataan mengenai perkembangan perundingan pada pukul 18.00 GMT atau 01.00 WIB, demikian sumber dari pemerintah mengatakan.

Kedua pihak menetapkan bahwa tujuan perundingan adalah untuk mengakhiri pemberontakan kelompok kiri yang telah dimulai sejak setengah abad yang lalu.

Menurut pihak militer, FARC saat ini mempunyai kekuatan sekitar 7.000 sampai 8.000 gerilyawan.

(G005/C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014