Dirmawan Hatta berusaha mengajukan pertanyaan tentang moral yang menghantui kehidupan dalam ruang-ruang terintim, tempat manusia mulai menerima atau menghakimi, lewat film yang pembuatannya diilhami oleh sajak "Nyanyian Angsa" karya WS Rendra itu.
"Biasanya, di toilet umum itu banyak coretan-coretan. Di sana sebetulnya ungkapan kejujuran datang. Kami coba masuk ke dalam ruang-ruang kejujuran itu sendiri, yang terdapat cerita sedih di dalamnya. Itulah mengapa judulnya Toilet Blues," katanya di Jakarta, Rabu.
Film yang naskahnya ditulis Dirmawan Hatta dan R. Adam Herdanto itu bercerita tentang kemarahan Anjani (Shirley Anggraini) dan kebimbangan Anggalih (Tim Matindas).
Anjani meninggalkan rumah setelah ayahnya memergoki dia berpesta di sebuah vila. Dia mengejar Anggalih, cinta pertamanya semasa Sekolah Menengah Pertama yang sedang dalam perjalanan untuk menjadi pastur.
Perjalanan mereka kemudian berubah menjadi upaya pelarian dan di tengah jalan ayah Anjani mengirim tangan kanannya, Ruben (Tio Pakusadewo), untuk membawa dia pulang ke rumah dengan cara apapun.
Produser film, Edo W.F Sitanggang, mengatakan film itu semula dibuat untuk kebutuhan mengikuti festival film internasional.
"Memang dari awal kami membuat film ini untuk ikut festival film internasional. Tapi sekarang bisa dinikmati di Indonesia dengan kategori penonton dewasa atau usia 18 tahun ke atas," kata Edo.
"Toilet Blues" akan diputar di bioskop nasional mulai 3 Juli 2014.
Film itu sudah mendapat sembilan penghargaan internasional yakni dari Festival Film Busan 2013, Festival Film Mumbai 2013, Festival Film Goteborg 2014, Festival Film Deauville Asia 2014, Festival Film Amsterdam 2014, Festival Film India 2013, Festival Film Kamboja 2013, Festival Film Jogja NETPAC dan Festival JiFFest 2013.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
