Siapapun yang berpikir mereka (Aljazair) ialah lawan yang mudah membuat kesalahan besar
Rio de Janeiro (ANTARA News) - Dua kekuatan Eropa, Jerman dan Prancis, keduanya akan menjadi penghalang bagi Nigeria dan Aljazair untuk mengukir sejarah di Piala Dunia 2014 pada Senin, (30/6).

Afrika tidak pernah mempunyai dua wakil sekaligus di babak 16 besar sebelumnya. Jika mereka bisa lulus dari hadangan ini, keduanya akan saling berhadapan di perempat final dan memastikan satu tempat di semi-final.

Sementara kedua pelatih Prancis Didier Deschamps dan Jerman Joachim Loew keduanya pun paham, jika mereka menang di babak 16 besar ini, mereka akan bertemu di perempat-final.

Prancis akan melawan Nigeria, (30/6), di Nacional pukul 23.00 WIB. Sementara Jerman akan bertemu Aljazair di Beira-Rio, (1/7), pukul 03.00 WIB.

Deschamps mengaku berkonsentrasi pada Karim Benzema serta pemain lainnya yang total mencetak delapan gol di Grup E dan sudah siap menghadapi Afrika. Sebelumnya, Deschamps telah mengistirahatkan sejumlah pemain ketika melawan Ekuador, dan bermain seri 0-0, (26/6).

Jadi Mathieu Valbuena bisa kembali bermain begitu juga dengan Laurent Koscielny yang akan menempati bek tengah bersama Raphael Varane karena Mamdou Sakho diragukan tampil karena cedera paha.

Yohan Cabaye juga bisa bermain setelah melewatkan laga lawan Ekuador karena larangan bermain. Tetapi tempat gelandang Juventus Paul Pogba terancam oleh Moussa Sissoko.

Di sisi lain, pelatih Nigeria Stephan Keshi mengatakan perdebatan tentang bonus yang akan diberikan pemerintah tinggal sejarah dan mereka akan berkonsentrasi untuk lolos ke perempat final.

Pemain Nigeria dan juga pemain CSKA Moscow yang mencetak dua gol, tetapi dikalahkan Argentina 3-2 mengatakan, "Kami harus bertahan dengan baik, memanfaatkan kesempatan kami dan belajar dari pertandingan Argentina."

Sementara Jerman telah dua kali melawan Aljazair pada piala dunia 1982 dan laga persahabatan 1964 dan kalah di dua pertandingan itu. Tetapi pemain Aljazair, Vahid Halilhodzic tetap mengisyaratkan akan membalas hal itu.

Rubah Gurun julukan Aljazair tidak akan melupakan kejadian 1982 ketika mereka mengalahkan Jerman Barat 2-1. Namun Jerman tetap lolos karena mengalahkan Austria 1-0 dan memastikan ke putaran berikutnya. Piala dunia yang digelar di Spanyol itu dikenal dengan kejadian "Kehinaan Gijon".

"Kami sedikit optimis," kata gelandang Aljazair Hassan Yebda yang juga pemain Udinese.

"Jerman adalah tim terbaik di sini, kami harus bermain sempurna dan ini akan menjadi sensasi jika kami yang melangkah ke perempat-final."

Sementara Loew yang menolak membicarakan insiden itu mengatakan, "Siapapun yang berpikir mereka (Aljazair) ialah lawan yang mudah membuat kesalahan besar."

Kapten tim, Philipp Lahm juga mengatakan hal serupa bahwa Jerman harus membuktikannya di lapangan dan bukan sekedar reputasi.

"Kami mempunyai tim terbaik di masa lalu, dan tim ini mempunyai potensi yang besar. Tetapi kami harus mengambil itu dan bermain agresif," kata Lahm yang membawa Jerman finis sebagai juara Grup G.

"Saya pikir kami tim yang lebih baik, tetapi kami harus membuktikannya di lapangan."

Pemenang dari dua pertandingan ini akan bertemu di perempat-final di Rio de Janeiro pada Jumat, demikian AFP.

Penerjemah: Okta Antikasari
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014