Bandung (ANTARA News) - Pelukis disorientasi mental Dwi Putro atau yang akrab di sapa Pak Wi (51) unjuk karya dan mendapat apresiasi pengunjung Pasar Seni ITB 2014.

Meski sebagai pengidap skizofrenia namun ia bisa menampilkan karya lukis yang membuat decak kagum sejumlah pengunjung.

Berkat bantuan, kesabaran dan arahan kedua saudara kandungnya Nawa Tunggal dan Hasta, Pak Wi berhasil bangkit dan menyalurkan kekurangannya menjadi karya yang luar biasa.

Pria tengah baya itu sebelumnya kerap kali menunjukkan sikap yang tak terkendali dan tak terduga.

Namun dari aksi mencoret tembok tetangga kini menghasilkan beragam karya yang mengundang decak kagum banyak orang.

"Karya dan aksi Pak WI yang berhasil bangkit dari keterbatasannya merupakan salah satu bukti bahwa karya seni adalah milik semua orang, karena karya seni merupakan bentuk refleksi kreativitas individual," kata Head of CSR BCA Sapto Rachmadi yang memfasilitasi kehadiran pria itu berkarya di Pasar Seni ITB 2014.

Menurut dia, tidak terlepas dari siapa orangnya, semua orang bisa menumpahkan idenya dalam bentuk karya seni.

"Hal ini tentunya patut mendapat apresiasi dari semua pihak, terkhusus bagi masyarakat pecinta seni," katanya.

PT Bank Central Asia (BCA) bersama Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) menggelar Pasar Seni Rupa ITB 2014.

Acara 4 tahunan itu menghadirkan karya-karya seni hasil kreasi mahasiswa ITB seperti seni rupa atau seni lukis.

Pasar Seni itu terinspirasi dari Art Fair di New York yang diikutsertai oleh AD Pirous dan But Muchtar. Mereka kemudian membawa semangat yang sama ke Bandung dengan tujuan utama memasyarakatkan seni rupa dengan cara mempertemukan insan kreatif baik itu berlatar belakang akademis maupun tidak dengan masyarakat dalam format galeri jalanan.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014