Samarinda (ANTARA News) - Sejumlah warga negara Indonesia yang tinggal di kawasan perbatasan memilik hijrah dan tinggal di negara tetangga Malaysia dengan alasan mencari kesejahteraan yang lebih baik.

Juni, Kepala Desa Sumantipal, Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, misalnya, mengakui bahwa ada sejumlah warga di desanya bereksodus ke Negara Bagian Sabah Malaysia.

"Saat ini mungkin sudah ada 627 kepala keluarga yang berasal dari desanya bekerja dan berdomisili di Sabah," katanya usai dengar pendapat dengan anggota DPRD Kaltim di gedung DPRD Kaltim, Kamis.

Menurut Juni, kesejahteraan menjadi alasan utama warganya untuk hijrah ke Sabah, karena memang di negara tetangga tersebut terbuka lapangan pekerjaan, infrastruktur cukup memadai, dan ada perhatian cukup dari pemerintah setempat.

"Bukan karena mendapat iming-iming tunjangan per bulan 500 ringgit dari Pemerintah Malaysia alasan warga kami pindah, namun lebih disebabkan karena kondisi desa kami sangat terisolasi," papar Juni.

Bahkan Juni sendiri mengaku berencana hijrah ke Malaysia jika jabatannya sebagai kepala desa berakhir.

"Kalau keadaan desa saya begini terus bisa jadi suatu saat nanti saya akan pindah," kata dia.

Anggota DPRD Kaltim Jhony Laim Impang menambahkan bahwa persoalan klasik penduduk yang tinggal di kawasan perbatasan adalah faktor kesenjangan ekonomi dan sosial.

Menurut dia, sebenarnya warga di perbatasan masih komitmen dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, namun karena persoalan tuntutan bertahan hidup pada akhirnya mereka harus hijrah ke negara tetangga.

"Saya sudah menyampaikan kepada Pemerintah Pusat bahwa ada tiga poin penting yang harus dipenuhi oleh pemerintah untuk penduduk wilayah perbatasan," kata Jhoni.

Poin pertama yakni pembangunan infrastruktur jalan yang cukup memadai, kedua terwujudnya fasilitas komunikasi dan yang ketiga pembangunan rumah layak huni.

"Memang pada anggaran sebelumnya sudah ada pembangunan jalan saja namun hanya sampai 13 meter saja, dan tidak bisa menembus wilayah perbatasan," tegas Jhoni.

Pewarta: Arumanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014