Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menggelar rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu siang, dalam rangka membahas skema subsidi, terutama terkait dengan subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2015.

"Kita semua tahu bahwa harga minyak dunia kian turun," kata Presiden Joko Widodo, saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta.

Untuk itu, ujar Presiden Jokowi pada Rabu siang ini akan dibicarakan mengenai hal-hal yang terkait dengan postur belanja subsidi BBM di APBN.

Presiden mengemukakan, alokasi anggaran untuk tahun 2015 pada rapat terbatas tersebut akan disampaikan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.

Namun sebelumnya, Presiden juga meminta agar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil juga dapat mengemukakan tentang skema subsidi tahun 2015.

Presiden juga diagendakan menggelar Sidang Kabinet Paripurna yang akan membahas antara lain mengenai arah kebijakan pemerintah dalam penyusunan APBN-P atau APBN Perubahan tahun 2015 di Kantor Presiden, Rabu sore sekitar pukul 16.00 WIB.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memastikan pemerintah akan menerapkan skema subsidi dengan besaran tetap pada 2015, sehingga fluktuasi harga minyak dunia tidak akan berpengaruh terhadap postur belanja subsidi BBM di APBN.

"Itu (subsidi tetap) di Januari 2015, karena sudah mulai tahun anggaran baru," kata Menkeu pada konfrensi pers setelah Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional 2014 di Jakarta, Kamis (18/12).

Bambang mengatakan skema subsidi tetap itu akan dimasukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 yang akan diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Januari 2015.

Namun, menurut Bambang, besaran subsidi tetap itu belum dapat ditentukan. Menurut dia, besaran subsidi pada premium, solar dan minyak tanah itu masih menunggu proses konsultasi dengan Presiden Joko Widodo.

"Kita siapkan memang sejumlah opsi, salah satunya tidak hanya memperhitungkan harga minyak, tapi juga kurs," ucap Menkeu.

Salah satu acuan penentuan besaran subsidi tetap itu, seperti dikatakan Bambang, adalah kurs rupiah terhadap dolar AS.

Mengenai kurs, Bambang memastikan akan mengubah asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada RAPBNP 2015. Namun, besaran nilai tukar itu masih menunggu besaran rata-rata kurs pada 2014 yang baru dapat ditentukan pada akhir tahun.

(M040)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014